Saturday, December 29, 2012

Chloe cuma pingin tau nih, kalian lebih suka fanfict tentang apa? Kalau ada ide dan saran, tolong comment di post ini, ya! Saran kalian pasti Chloe dengar :D Tolong kasih saran, ingin dibuatkan fanfict apa lagi?
Oh iya, Happy Holiday! Merry Christmas untuk yang merayakan. Maaf, Chloe baru bisa mampir lagi. Beberapa hari yang lalu Chloe ada gangguan sedikit untuk online. (Kena Flu~)
Semoga kalian suka kelanjutan 'True Dream" yang sudah sampai part 3, ya :D Chloe baru aja dapat e-mail dari Carly dan isinya lanjutan dari "True Dream". Chloe excited banget. hehehe

xoxo, Chloe

True Dream - Kim So Eun and Kim Shang Bum (Part 3)



True Dream

                         Aku tidak tahu alasan dia tidak menghubungiku dua bulan terakhir ini. Shin Min Ah mengatakan kalau sejak kecil dia memang sering tiba-tiba menghilang tanpa memberi kabar. Kim Bum tidak pernah memberitahu alasan mengapa dia suka menghilang seperti itu setiap tahunnya. Tetapi dia tidak pernah menghilang selama dua bulan seperti ini. Kemanakah dia sebenarnya? Apa yang dia sembunyikan dariku? So Eun tidak henti-hentinya memikirkan soal Kim Bum yang sudah dua bulan lamanya menghilang. “Sejak dia SD, biasanya dia tidak masuk sekolah paling lama hanya seminggu. Tidak seperti saat ini.. dua bulan terlalu lama,” kata Min Ah. “Aku.. tidak pernah tahu kalau dia suka hilang mendadak seperti ini. Eonni, kau tahu darimana kalau dia suka mendadak hilang seperti ini?” tanya So Eun. “Dari bibi Kim, ibunya Kim Bum. Aku pernah bertemu dengan bibi Kim dan saat itu bibi mengatakan kalau aku tidak boleh heran jika Kim Bum tiba-tiba menghilang dari sekolah. Aku bertanya apa alasannya, tapi dia tidak memberitahuku,” jelas Min Ah.
                         Semenjak Kim Bum menghilang, So Eun terlihat kesepian walaupun sudah dihibur dan ditemani oleh eonni dan oppa-oppa-nya itu. Dia merasakan sesuatu yang buruk terjadi pada Kim Bum. Di bawah pohon rindang yang sejuk dan terletak di belakang sekolah, air matanya mengalir dengan deras tanpa henti. Dagunya menyentuh tangannya yang sedang disilangkan di atas lututnya. Dia sangat kesepian.
                         Tiba-tiba, So Eun merasakan ada seseorang yang memegang pundak kanannya dari belakang. Dia melihat ke belakang dan serasa waktu berhenti pada saat itu. Angin kencang berhembus melewati mereka tetapi tidak melepaskan pandangan kerinduan yang mendalam mereka. Orang itu tersenyum pada So Eun dan berkata, “Bagaimana kabarmu?” So Eun berdiri dan dia tidak bisa menahan air matanya dan terus mengalir sambil memandangi Kim Bum yang berada di depannya. “Apa kau menungguku selama ini?” tanya Kim Bum yang sebenarnya tidak tahan membiarkan So Eun menangis tersedu-sedu di depannya. “Bodoh.. Bodoh!! Tentu saja aku menunggumu yang tiba-tiba menghilang tanpa meninggalkan jejak seperti itu! Aku.. Aku tidak akan membiarkanmu lolos dari hukumanmu yang pergi seenaknya saja!” bentak So Eun dengan suara yang tersedu-sedu. Kim Bum memeluknya dan berusaha menenangkannya, “Mianhe, mianhe.. Aku tahu kata maaf tidak akan cukup untuk membayar semua air matamu yang mengalir karenaku selama ini. Tapi, aku tidak bermaksud membuatmu menungguku selama ini.”
                         Kim Bum memberitahu alasan dia menghilang selama dua bulan ini. Dia pergi ke luar kota untuk menambah wawasan mengenai lukisan. Tapi alasannya itu tidak meyakini So Eun. Dia merasa Kim Bum sedang berbohong terhadapnya. “Kau tidak bohong kan?” Kim Bum tidak menjawab pertanyaan So Eun. “Kalau begitu, kenapa kau tidak menghungiku dan yang lain?” lanjut So Eun. “Itu.. karena signal disana sangat buruk dan sebenarnya aku juga tidak ingin diganggu, hehe,” jawab Kim Bum dengan wajah seperti sedang berbohong. “Huh.. Jadi aku itu pengganggu yah?” So Eun membuang muka darinya. “Bu.. Bukan begitu.. Maksudku..,” belum selesai berbicara, So Eun langsung mencelanya “Baiklah tidak apa-apa. Apapun alasannya saat ini, tapi kelak kau pasti akan memberitahukanku alasan yang sebenarnya kan?” So Eun tersenyum dan percaya pasti ada alasan yang membuat Kim Bum terpaksa berbohong padanya.
***
                         Kim Bum menggandeng tangan So Eun dan mengajaknya jalan-jalan ke suatu tempat. Saat itu sudah jam pulang sekolah. Tepat di gerbang sekolah, Shin Min Ah, Lee Seung Gi, dan juga Jung Il Woo memanggil dan menghampiri mereka. Mereka bertiga senang bisa melihat Kim Bum yang kembali bersekolah lagi di Arts School. Kim Bum  tahu kalau dia akan segera ditanyakan berbagai pertanyaan mengenai menghilangnya dia selama dua bulan. Dia memutuskan untuk menghindari mereka. “Mianhe, tapi aku harus segera pergi. Annyeong..,” Kim Bum melambaikan tangannya sambil tertawa dan menarik tangan So Eun dan bergegas pergi dari sana.
                                “Huh dasar..! Anak-anak zaman sekarang suka kabur begitu saja. Kalau begitu kita pergi juga yuk,” aja Seung Gi menarik tangan Min Ah. “Kami pergi dulu yah..,” kata Min Ah sebelum pergi meninggalkan Il Woo. Il Woo hanya tersenyum tipis tetapi wajahnya juga menunjukkan kesedihan di dalam hatinya.
***
                         Kim Bum mengajak So Eun pergi ke rumahnya. “Ah omma, ini So Eun, tetangga kita juga teman kecilku dulu,” Kim Bum memperkenalkannya. “Annyeonghaseo. Senang bisa bertemu dengan bibi lagi,” sambut So Eun. “So Eun? Wah.. Bibi senang bisa bertemu denganmu lagi. Maaf ya bibi tidak segera menemuimu dan keluargamu. Selama ini bibi hanya bisa mendengar beritamu dari anakku ini,” nyonya Kim terlihat senang dengan kehadiran So Eun di rumahnya. Tentu saja, karena keluarga mereka juga sangat akrab. “Ah tidak apa-apa kok, saya juga tidak segera menemui anda. Mianhamnida,” kata So Eun dengan manis.
                         Bibi Kim memuji kemanisan dan kecantikan So Eun yang membuatnya tersipu malu. “Omma, boleh aku bawa So Eun ke ruang lukisku sebentar?” izin Kim Bum. “Tentu saja. Tapi setelah itu ibu ingin berbincang-bincang sebentar dengannya.” Kim Bum mengajak So Eun ke ruang lukisnya.
                         So Eun memperhatikan semua lukisan yang ada di ruangan itu. Ada satu lukisan yang membuat dia terpana dan segera menghampiri lukisan itu. Dua anak kecil yang manis duduk di atas bukit sambil melihat matahari terbenam. Ya, dua anak itu tidak lain adalah Kim Bum dan So Eun. “Wah.. Aku ingat dulu kita pernah melihat matahari terbenam. Kau benar-benar melukisnya seperti nyata,” puji So Eun. “Gomawo. Tapi aku tidak ingat kapan saat itu kita melihat matahari terbenam,” kata Kim Bum dengan raut muka yang kecewa pada dirinya sendiri. “Apa kau ingat?” lanjutnya. “Tentu. Sehari sebelum kau pindah dari rumahmu dulu. Sebelum pergi kau ingin mempunyai kenangan yang indah bersamaku kan?” So Eun tersenyum menggodanya. “Benarkah? Aku.. benar-benar tidak ingat kapan itu terjadi.”
                          Raut wajah So Eun juga berubah, kekecewaan tertampak jelas di wajahnya. “Hei.. Jika suatu saat aku akan melupakan semua hal, tapi ada satu hal yang tak ingin kulupakan dan aku tidak akan pernah melupakannya. Kau tahu apa itu?” tanya Kim Bum. So Eun menatapnya karena heran kenapa Kim Bum tiba-tiba mengatakan dan bertanya hal itu. “Aku tidak tahu. Memangnya apa hal yang tidak ingin kau lupakan itu?” tanyanya. Kim Bum tersenyum sambil menatap So Eun dengan serius dan berkata “Kau.. Hal yang tidak ingin kulupakan adalah kau. Walau aku lupa dengan semuanya, tapi aku tidak akan pernah lupa kalau aku pernah mengenalmu.”
                         So Eun menjadi panik. Dia merasa sesuatu akan terjadi pada Kim Bum. Kenapa? Kenapa tiba-tiba kau berkata seperti ini, oppa? Kau ingin pergi lagi? Kau ingin menghilang lagi seperti waktu itu? pikirnya. So Eun tidak bisa mengendalikan kepanikkannya itu. Dia bergegas pergi dari ruangan itu dan berpamitan pada nyonya Kim lalu keluar dari rumah Kim Bum.
                         “Apa yang kau lakukan? Kejar dia dan segera tenangkan dia!” ucap Nyonya Kim pada Kim Bum. Kim Bum segera mengejar So Eun. “Haduh, kenapa anak itu membawa gitar sih?” nyonya Kim heran dengan anaknya itu. “Mungkin untuk memulihkan suasana,” kata tuan Kim yang baru saja pulang bekerja dan menghampiri Nyonya Kim.
***

                         Tepat di luar rumahnya, Kim Bum memanggil dan meraih tangan So Eun dengan tangan kanannya (tangan kirinya memegang sebuah gitar), “Hei tunggu..! Kenapa kau pergi begitu saja?” So Eun melepaskan pegangan Kim Bum, “Habis.. Habisnya kau berkata yang aneh-aneh saja. Itu membuat perasaanku menjadi buruk.” Kim Bum memegang tangan So Eun lagi, “Mianhe, aku tidak akan berbicara yang aneh-aneh lagi. Sekarang hapus air matamu dan perhatikan aku yah..” Kim Bum bersiap-siap dengan gitarnya dan bersiap untuk menyanyikan lagu I’m going to meet her. “Ehmm.. ehmm..,” Kim Bum mengecek suaranya dulu lalu mulai bernyanyi. Dan berhasil! Kim Bum berhasil membuat So Eun tersenyum lagi. “Aku tidak tahu kalau kau bisa bernyanyi,” katanya sambil tertawa.
                         Tetapi setelah bernyanyi, penglihatan Kim Bum tiba-tiba menjadi kabur. Dia tidak bisa melihat wajah So Eun dengan jelas. Jangan sekarang, kumohon jangan sekarang! Aku sedang bahagia melihatnya tertawa seperti itu. Jangan sekarang.. (batin Kim Bum). Dia terjatuh ke trotoar dan kesadarannya semakin lama semakin menghilang…

(to be continued)

*******************************************************

Saturday, December 15, 2012

True Dream - Kim So Eun and Kim Shang Bum (Part 2)




Pairing : Kim Shang Bum and Kim So Eun 
By : Carly
Attention : Ini hanya fanfiction yang Carly buat. Semoga kalian menikmati ceritanya :)


True Dream
                         Kim So Eun masih ragu dengan apa yang sedang ia pikirkan sekarang. Tidak mungkin, itu pasti bukan dia, pikirnya. “Aku rasa kau salah orang. Mungkin namaku sama dengan nama temanmu itu. Aku.. Tidak pernah mengenalmu sebelumnya,” kata-kata So Eun membuat Kim Bum terus menatapnya. “Benarkah? Kurasa ini benar-benar kau,” Kim Bum sangat yakin kalau So Eun adalah teman masa kecilnya dulu. So Eun hanya terdiam dan suasana tiba-tiba menjadi sangat sunyi. “Apa.. Impianmu masih sama seperti dulu? Belajar melukis di Amerika dan menjadi seorang pelukis professional. Apa jangan-jangan kau sudah merubah impianmu itu?” Kim Bum memulai pembicaraan lagi dengan berbagai pertanyaan yang membuat Kim So Eun menyadari sesuatu. Itu tidak mungkin! Bagaimana bisa dia mengetahui impianku? So Eun terus berpikir tanpa menyadari kalau daritadi Kim Bum memperhatikannya dan tersenyum tipis melihat wajah lugu So Eun yang kebingungan itu.
                         “Kenapa kau diam saja? Sudah ingat aku belum?” tanya Kim Bum yang daritadi menunggu kata-kata yang akan diucapkan So Eun. “Kau..” belum selesai kata-kata yang akan diucapkan So Eun, Kim Bum langsung mengatakan sesuatu. “Kim Boong Bum, kau ingat dengan nama itu?” So Eun sangat terkejut dan ternyata apa yang ia pikirkan dari awal benar! Kim Bum adalah teman kecilnya yang selalu ada bersamanya. Kim Boong Bum adalah nama panggilannya saat ia masih kecil. Dulu rumah mereka bersebelahan dan keluarga mereka sangat akrab satu sama lain seperti kerabat dekat. Akan tetapi, karena dari dulu So Eun dan Kim Bum tidak pernah satu sekolahan, So Eun tidak pernah mengetahui nama asli Kim Bum.
                         Kim Bum menjelaskan mengenai nama panggilan kecilnya itu. Mata So Eun terlihat berlinang-linang. Dia tidak menyangka akan bertemu dengan Kim Boong Bum oppa-nya itu. “Aku.. Aku sangat merindukanmu. Aku berharap bisa bertemu denganmu lagi, dan sekarang harapanku terwujud. Aku benar-benar bahagia bisa melihatmu lagi, So Eun,” Kim Bum memegang kedua pundak So Eun sambil menatapnya. “Apa kau merindukanku?” tanyanya. Kim So Eun menganggukkan kepalanya yang berarti dia juga merindukan oppa-nya itu. Kim Bum memeluknya dengan hangat dan air mata So Eun akhirnya pun turun membasahi sweater yang dikenakan Kim Bum.
***
                         Di kelas musik, terdapat seseorang yang sedang memainkan gitarnya. “Bagaimana, kau suka dengan lagu ciptaanku?” tanya seorang pria kepada kekasihnya, Shin Min Ah. “Aku sangat menyukainya, lagunya sangat romantis,” jawab Min Ah. Kekasihnya adalah seorang pria yang sangat hebat memainkan alat musik. Hampir semua alat musik dapat ia kuasai. Namanya adalah Lee Seung Gi. Seung Gi sering sekali menciptakan lagu khusus untuk Min Ah, sebaliknya Min Ah juga sering melukis kekasihnya itu. Mereka memang pasangan yang sangat cocok. “Lalu, bagaimana menurutmu?” tanya Lee Seung Gi kepada Jung Il Woo. Dari tadi Il Woo hanya terdiam melamun memikirkan sesuatu. Apa yang sedang mereka bicarakan sekarang? pikirnya. Dia memikirkan So Eun yang tiba-tiba saja tadi tangannya ditarik oleh juniornya, Kim Bum. Lee Seung Gi dan Shin Min Ah hanya memperhatikannya dengan heran.
                         Tok tok tok.. Suara ketukan pintu terdengar dari luar kelas musik dan seseorang mengintip dari balik pintu. “Apa aku boleh masuk?” izin Kim Bum yang masuk bersama So Eun. Mereka membuat Il Woo berhenti dari kemelamunannya.“Ah, So Eun. Ayo kemari,” ajak Min Ah. Dia memperkenalkan kekasihnya, Lee Seung Gi. “Annyeonghaseo. Jonen Kim So Eun imnida,” sapa So Eun dengan sopan. “Annyeonghaseo. Jonen Lee Seung Gi imnida. Senang bisa bertemu denganmu,” sambutan hangat dari Seung Gi. “Apa kau sudah berkeliling sekolah ini?” tanya Seung Gi. “Sudah kok. Kim Bum oppa  yang menemaniku berkeliling tadi,” jawaban So Eun membuat kecewa Il Woo, tertampak jelas diwajahnya. Padahal Il Woo ingin sekali menemani So Eun berkeliling sekolah.
                         Jung Il Woo mengajak Kim So Eun keluar kelas. Dia ingin mengetahui apa yang So Eun bicarakan dengan Kim Bum tadi. So Eun menceritakan semuanya. Jadi mereka sudah bertemu sejak mereka masik kecil, pikir Il Woo. Il Woo merasa cemburu. Dia takut kehilangan perhatian So Eun yang selama ini ia dapatkan darinya.
***
                         Hari demi hari Kim Bum dan So Eun terus bersama. Mereka terlihat seperti dulu lagi. Bermain atau mengerjakan segala hal bersama-sama. Mereka juga melukis bersama dengan gembira. Dugaan Il Woo benar. Waktu untuk bersama-samanya dengan So Eun berkurang. Maka itu, dia mengajak So Eun untuk pergi bersama pagi ini. Tentunya tanpa bersama Kim Bum.

                         Seorang pria menunggunya di taman hiburan. So Eun langsung menemui pria itu. “Oppa..” panggilnya. “Kau sudah datang? Hari ini kau terlihat cantik sama seperti biasanya,” kata-kata Il Woo membuat pipi So Eun merah merona. So Eun memakai kaos merah, jeans hitam, tas hitam kecil yang lucu, flat shoes dan tentunya ia memakai sweater merah karena saat ini udara di Seoul sangat dingin. Il Woo memegang tangan So Eun dan mengajaknya bermain di taman hiburan itu. Mereka lewati hari ini dengan riang gembira.
                         Di hari itu, Il Woo mengungkapkan perasaannya kepada So Eun dan berharap So Eun mempunyai perasaan yang sama sepertinya. Ia ingin selalu berada disamping So Eun. Mereka duduk di bangku taman. “So Eun..” jantung Il Woo berdebar-debar sehingga membuatnya susah berbicara. “Iyah? Ada apa?” tanya So Eun. “Apa ada yang salah dengan wajahku? Kenapa kau memperhatikan wajahku seserius itu?” lanjut So Eun. “Ahh, tidak ada yang salah dengan wajahmu kok. Aku.. hanya ingin berbicara serius denganmu,” Il Woo sudah menenangkan detak jantungnya dan akan mengungkapkan perasaannya. “Oppa, hal apa yang ingin kau tanyakan sehingga membuatmu seserius ini?”
                         Suasana mendadak menjadi serius, seakan-akan hanya ada mereka berdua saja di taman itu. “Orang yang sudah saling mengenal lama pasti akan mempunyai perasaan tertentu. Baik itu sayang ataupun cinta. So Eun, kita sudah mengenal satu sama lain. Aku.. mempunyai perasaan itu kepadamu.” So Eun mendengarkannya dan mengatakan, “oppa, aku tahu kau menyayangiku. Aku pun juga menyayangimu.” “Tidak.. Bukan sayang. Tapi cinta.. So Eun, aku mencintaimu,” Il Woo menggenggam tangan So Eun. So Eun terdiam.. Tetapi tidak lama kemudian ia mengatakan sesuatu. “Mianhe, oppa.. Aku hanya menyayangimu. Aku sudah menganggapmu sebagai kakakku. Mianhe..” Il Woo melepaskan genggamannya, dia tahu ada seseorang di hati So Eun. Dan itu bukan dia.
                         Dari kejauhan, dengan ketidaksengajaannya, Kim Bum mendengar perbincangan mereka. Dia mengetahui bagaimana perasaan Jung Il Woo kepada Kim So Eun. Sebenarnya dia sudah menduga sejak pertama kali ia melihat tatapan Il Woo kepada So Eun saat masuk ke sekolah ‘Art School’.
                         Sejak saat itu Kim Bum tidak pernah masuk sekolah dan memberi kabar sedikitpun. So Eun sangat khawatir terhadapnya. Berkali-kali ia menelepon dan mengirimkan pesan kepada Kim Bum tetapi handphone-nya tidak pernah aktif dan pesannya tidak pernah dibalas. Handphone So Eun tidak pernah lepas dari genggamannya sebelum mendapatkan kabar dari Kim Bum. Apa dia marah padaku? Apa yang telah aku lakukan? Apa yang terjadi dengannya? Mengapa dia seperti ini? Tolong beritahu aku apa yang terjadi, batin So Eun bertanya-tanya dengan penuh kekhawatiran.


(to be continued)

***********************************************

Friday, December 7, 2012

Mohon Menunggu

Chloe dan Clary sedang sibuk ulangan semesteran nih. Liburan nanti, Chloe usahakan ngetik yang banyak ya :D Mohon menunggu!

Wednesday, November 28, 2012

A Letter For You - YongSeo Fanfiction (Part 3 - end)



Pairing : YongSeo ♥ (Yonghwa and Seohyun)
Why I make this : Chloe buat cerita ini karena Chloe suka banget sama Goguma Couple ♥ Mereka berdua cocok banget sih :3 Cerita ini masih menyangkut WGM sedikit.
Attention : Ini hanya fanfiction yang Chloe buat. Semoga kalian menikmati ceritanya :) Ini bagian terakhir loh!


Seohyun duduk di atas tempat tidurnya. Hari ini benar-benar melelahkan, apalagi hari ini dia harus mondar-mandir naik ke atas panggung untuk menerima penghargaan. Tidak hanya itu, Seohyun juga merasa lelah karena bertemu dengan Yonghwa. Dia benar-benar merasa tidak enak hati saat harus berdampingan di atas panggung. Padahal mereka baru berpisah kemarin, tetapi rasanya sudah sejauh ini.

Seohyun baru saja selesai mandi dan langsung menggunakan kaos kaki tidurnya. Bukan kaos kaki yang dia pakai kemarin malam, tapi kaos kaki polos yang baru diambilnya dari lemari. Seohyun ingin segera tidur, karena badannya terasa tidak enak hari ini. Sepertinya dia kurang olahraga.

Seohyun tidak melakukan olahraga sebelum tidur seperti biasanya, karena badannya terasa sakit semua. Seohyun sudah setengah terlelap, tetapi dia mengingat sesuatu. Oh, ada sesuatu yang dilupakannya! Tadi bukannya Jungshin  Oppa memberinya selembar kertas? Dia bilang harus dibaca di rumah, dan jangan beritahu siapa-siapa mengenai hal ini. Apa ya isinya?

Seohyun mengambil tasnya yang tergeletak di atas meja, dan mengambil secarik kertas dari dalamnya. Kertas itu dilipat berulang kali dan sudah separuh lecak. Karena rasa penasarannya, Seohyun langsung membaca isi kertas itu:

"Lagu ini kupersembahkan untuk menyatakan rasa cintaku kepadanya. Aku pikir hubungan di antara kami hanya sebatas kakak-adik saja. Tanpa disadari, aku sudah selesai membuat lagu ini. Butuh waktu satu bulan untuk menyelesaikan lirik dan nadanya. Sungguh, aku bekerja keras untuk lagu ini. Aku sedang membuat catatan mengenai apa yang terjadi selama pembuatan lagu. Aku melakukannya, agar suatu hari aku bisa mengingat apa yang kulakukan untuk Seohyun. Kupikir awalnya ingin menyanyikan langsung di hadapannya, tapi aku tidak berani. Lagu 'Banmal' kemarin saja sudah membuatku malu setengah mati. Aku harap dia mengerti isi laguku. Aku harap suatu hari nanti, 'A Letter For You' akan mengungkapkan perasaanku kepadanya! Aku mencintaimu, Hyuunn."




Seohyun meneteskan air matanya. Dia tidak menyadari perasaan Yonghwa sedalam ini. Dia pikir Yonghwa Oppa tidak pernah menyukainya. Dia pikir Yonghwa memang sudah lama ingin berpisah dengannya. Ternyata, selama ini dia salah. Kemarin malam, dia pikir Yonghwa akan merasa lega terbebas dari dirinya. Dia pikir, selama ini Yonghwa tidak suka dengan sifatnya, apalagi Yonghwa pernah bilang kalau dia fans dari Taeyeon Unnie. Dia pikir Yonghwa menyesal bertemu dengan dirinya. Seohyun buru-buru menghapus air matanya.

Dia membuka laci meja di samping tempat tidur dan mengambil secarik foto. Itu foto YongSeo Couple. Mereka terlihat sangat cocok di dalam foto itu. Seohyun melihat foto itu dan meneteskan air matanya lagi. Rasanya sakit sekali harus jadi seperti ini. Dia ingin segalanya menjadi nyata dan Yonghwa Oppa menerimanya. Dia ingin kembali lagi menjadi yang dulu. Seandaikan saja dia punya mesin waktu, dia akan kembali ke saat-saat mereka bersama.

Karena hari sudah malam, Seohyun tidak berani menelepon Yonghwa, takut mengganggunya. Akhirnya dia memutuskan untuk tidur dan melampiaskan perasaannya pada mimpi.

***

Ini sudah pagi yang baru, dan Seohyun sudah berada di depan rumah sakit. Dia mendengar kabar, bahwa Yonghwa sedang sakit. Ada gangguan pada pita suaranya. Sekarang dia sedang berada di dalam, tetapi Seohyun tidak bisa masuk. Ada puluhan fans yang mengerubuni pintu depan rumah sakit.

Seohyun ingin mengatakannya langsung kepada Yonghwa, tapi sekarang dia benar-benar tidak bisa. Jadi apa yang harus dilakukannya sekarang?

Seohyun mengeluarkan handphone dari dalam tasnya. Dia menekan tombol satu dan langsung terhubung dengan ponsel Yonghwa. Yonghwa mengangkatnya. Seohyun benar-benar gugup sekarang.


"Annyeong," kata Yonghwa.

"Annyeong haseyo!" balas Seohyun, masih belum bisa menggunakan banmal dengan Yonghwa. "Oppa, aku ada di luar rumah sakit sekarang. Tapi aku tidak bisa masuk, karena ada banyak fans Oppa di luar sini yang mengerubuni pintu masuk. Joesonghabnida."

"Gwaenchanh-a. Kau tidak perlu menjengukku, kok. Tapi terima kasih sudah mau datang."

"Apa Oppa baik-baik saja? Aku benar-benar khawatir mendengar kau sedang sakit."

"Siapa yang memberitahumu?" tanya Yonghwa.

Seohyun tidak ingin berbohong, "Jungshin-sshi."

"Oh, yasudah. Kalau begitu kututup, ya. Suaraku benar-benar tidak enak sekarang."

"Ahh--tunggu Oppa. Kau tidak perlu bicara. Cukup dengarkan aku," kata Seohyun buru-buru, "Oppa, Jungshin-sshi memberiku sebuah kertas. Dia memberiku note yang kau tulis setelah menyelesaikan lagu yang kau nyanyikan kemarin. Aku ingin bilang, bahwa aku.. gumawo, Oppa. Aku senang mendengar kata-kata itu, walau bukan langsung dari mulutmu. Aku senang kau berpikir seperti itu kepadaku. Lagu kemarin, lagu yang sangat indah. Aku benar-benar tersanjung dengan kata-kata dalam----"

"Gumawo. Barusan kau menggunakan banmal? Pertama kalinya aku mendengar kau menggunakan banmal selancar ini kepadaku. Aku sangat senang, Seohyun-a."

"Oppa, saranghae."

Seohyun tersenyum, walau dia tidak bisa tahu seperti apa raut muka Yonghwa sekarang.

"Aku juga mencintaimu, goguma," balas Yonghwa, tersenyum.

***

Jungshin sedang berada di apartemen yang C.N Blue anggap sebagai asrama. Dia sedang menunggu kabar mengenai Yonghwa. Anggota C.N Blue lainnya berhasil masuk ke dalam rumah sakit, sementara Jungshin tertinggal di luar. Dia memilih untuk menjaga apartemen dan memikirkan nasibnya setelah Yonghwa tahu, Jungshin mencuri note yang dibacanya kemarin sebelum berangkat ke lokasi acara penghargaan.

Jungshin ingat waktu dia mencuri waktu dan masuk ke dalam ruang tunggu SNSD untuk memberikan kertas kepada Seohyun. Dia meminta Seohyun untuk ke luar sebentar dan memberinya kertas itu. Dia harap Hyung-nya itu bisa kembali dengan Seohyun. Dia lebih senang melihat Yonghwa bersama Seohyun setiap hari, daripada harus melihat muka cemberut Hyung-nya itu setiap hari.

"Ah, aku mencari gara-gara saja. Yang penting Goguma Couple bisa kembali lagi~"

THE END

********************


Wuah, akhirnya cerita tentang Yongseo couple selesai juga ya! Senang sekali deh kalau YongSeo couple bisa balik lagi, apalagi Yonghwa kelihatan sayang banget sama Maknae SNSD ini. Cerita tentang Yonghwa sakit dan dijenguk Seohyun itu beneran ada loh. Sayangnya Seohyun engga bisa masuk, karena ada banyak fans yang menunggu di luar. Chloe mengambil cerita ini, karena kedengarannya so sweet :3

Semoga kalian suka ya dengan cerita Yongseo couple ini! Semoga Goguma Couple balikan lagi. Annyeong!

Mohon Menunggu

Maaf kalau Chloe lama sekali engga post, karena Chloe lagi sibuk dengan urusan sekolah. Chloe bakal buat cerita yang lebih menarik deh! Chloe butuh waktu untuk menyelesaikan fanfiction. Kira-kira sebentar lagi Chloe bakal buat kelanjutan dari Yongseo couple dan beberapa fanfiction baru.

Sementara itu, Carly lagi engga bisa online, jadi mau engga mau, fanfict-nya belum bisa dilanjutkan. Tapi Chloe akan usahain ngepost kelanjutan dari 'True Dream". Kita tunggu ya proses pengetikannya!

Mohon menunggu :)

xoxo, Chloe dan Carly

Thursday, November 22, 2012

Time Machine: If I Could Meet You First - Yoona & Kyuhyun



Pairing : Yoona and Kyuhyun 
Why I make this : Chloe lagi suka banget sama video clip "Time Machine" nih. Karena saking suka sama adegan masing-masing personil, Chloe pingin bikin fanfiction jadinya. Sebenernya cerita yang kali ini Chloe share adalah cerita yang pernah Chloe bikin buat novel coba-coba. Karena melihat adegan Yoona pas banget dengan novel, Chloe mau bikin fanfict yang mirip.
Attention : Ini hanya fanfiction yang Chloe buat. Semoga kalian menikmati ceritanya :)

Players : Yoona as Yoonhee
                 Kyuhyun as Hajung
                 Nickhun as Yongsun

Yoonhee masih memikirkan apa yang terjadi beberapa bulan yang lalu. Dia masih mengingat saat-saat kebersamaannya dengan Hajung, teman semasa kecilnya. Setelah mengikuti reality show yang menjodohkan mereka, akhirnya mereka harus putus karena kontrak sudah habis. Awalnya Yoonhee tidak percaya Hajung akan menjadi pasangannya di acara tv tersebut. Tidak disangka, mereka berdua menjadi pasangan bulanan yang dibicarakan banyak orang. Tetapi, setelah Yongsun--teman semasa kecilnya yang telah menjadi tunangannya bertahun-tahun lalu--memberanikan diri untuk mengakui hubungan mereka di depan publik, hubungan Hayoon couple menjadi cerita-cerita tidak berarti lagi.

Yongsun adalah tunangan Yoonhee semenjak kecil. Keluarga Kang mengadopsi bayi laki-laki ini dan menjaganya hingga dewasa. Karena hidup di lingkungan yang sama, Yoonhee dan Yongsun menjadi sangat dekat. Umur mereka hanya berbeda satu tahun. Tetapi, saat mereka masuk sekolah dasar, rumah di depan mereka yang tadinya kosong sudah terisi, dan seorang anak laki-laki menjadi sahabat dekat mereka. Namanya Kim Hajung.

Beberapa bulan yang lalu, Yongsun sudah membuat Yoonhee resah dengan kabar burung hubungan Yongsun dengan beberapa Idol. Yongsun merasa sangat menyesal dan ingin mengambil Yoonhee kembali, tapi dia menyadarinya di waktu yang salah. Yoonhee sudah jatuh cinta pada Kim Hajung, seorang vokalis band terkenal asal Korea, teman sepermainannya yang tak kalah dekat.

***

Yoonhee sedang mengurung dirinya di dalam kamar. Ibunya bahkan tidak bisa membujuknya keluar untuk makan. Setelah pengumuman tentang hubungannya dengan Yongsun ke publik, Yoonhee tidak berani untuk keluar dari rumah. Jadwal manggungnya kacau, manager marah-marah, sahabatnya Nara sudah membuat handphone-nya penuh dengan miss call, anggota girlband lainnya juga khawatir setengah mati dengannya. Terlebih lagi, Hajung tidak meneleponnya.

"Apakah dia melupakanku begitu saja?" pikir Yoonhee, duduk di depan jendela, meringkuk sambil melihat cahaya matahari muram di pagi hari.

Dari tadi pagi ayah ibunya mengetuk pintu setiap sepuluh menit sekali. Suara Yongsun tidak terdengar sama sekali. Rasanya begitu menyakitkan jika harus bertatapan dengan orang-orang di luar sana. Bagaimana kata orang-orang yang mendukung Hayoon couple? Dia tidak bisa memikirkannya.

"Apakah Hajung Oppa tidak akan mencariku?"

***

Yongsun sedang bersandar ke tembok gang, tidak jauh dari rumahnya. Dia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana, menunggu seseorang. Hajung menuruni gang menurun itu dan ikut bersandar di tembok di depan Yongsun. Keadaan menjadi sangat hening.

"Bisakah kau tidak menemui Yoonhee dan melupakannya, Hajung?" tanya Yongsun.

Hajung membelalakkan matanya, namun kemudian menjadi sangat tenang dan menunduk. Inilah hal yang ditakutinya. Inilah hal yang tidak ingin dipikirkannya. Inilah hal yang menjadi kendala hubungan pertemanannya. Inilah hal yang dapat memunculkan rasa kesalnya.

"Apakah aku harus?"

***

"Yoonhee, maukah kau membukakan pintu untukku?" tanya Yongsun, mengetuk-ngetuk pintu kamar Yoonhee berulang kali. "Yoonhee, kau ini bukan anak kecil lagi."

"Kalau begitu kau harus mengerti perasaanku!"

"Apakah aku salah? Bukakan pintunya dulu, kita bicara di dalam."

Yoonhee membukakan pintu dan langsung berlari ke atas tempat tidurnya, memungut bantal dan memeluknya begitu erat. Yongsun masuk ke dalam dengan muka khawatir. Dia mengkhawatirkan keadaan Yoonhee yang dari tadi pagi belum makan. Dia takut Yoonhee tidak mau melihatnya lagi kalau begini terus. Dia ingin Yoonhee berubah seperti dulu, sebelum hubugan di antara mereka renggang.

"Bisakah kau memandangku seperti dahulu?" tanya Yongsun, yang berdiri di hadapan Yoonhee dengan canggung. "Apakah aku salah? Aku menyesali semua perbuatanku, jadi kenapa kau begini?" Yongsun benar-benar khawatir. "Aku sudah bicara dengan ayah. Kita akan menikah secepatnya."

"Kau! Apa yang kau lakukan? Bagaimana bisa kau melakukan ini kepadaku? Bagaimana bisa kau kembali sesuka hatimu? Kau pikir aku ini apa?" Yoonhee melempar bantal-bantalnya dengan geram. Dia kelihatan sangat stress.

Tiba-tiba handphone Yoonhee bergetar. Itu telepon dari Hajung!

"Annyeong."

"Yoonhee.. Kurasa kita harus berakhir sampai di sini. Tolong, lupakan aku."

***

Pagi hari di musim dingin. Aneh sekali, hari ini Yoonhee harus menggunakan pakaian pengantin di udara sedingin ini. Apa boleh buat, pernikahan akan segera dilaksanakan. Yoonhee sudah berada di dalam mobil bersama ayahnya. Tidak ada hal yang bisa dilakukannya selain mengikuti apa yang seharusnya dia dapatkan dulu.

"Jika aku memiliki mesin waktu, aku akan kembali ke masa lalu. Aku ingin bertemu denganmu lebih cepat, sebelum akhirnya aku terlambat. Jika aku benar-benar bisa, aku ingin dirimu yang kutemui sepanjang hari. Aku ingin dirimu yang menjadi cinta pertamaku. Aku ingin dirimu yang menjadi bagian dari diriku. Jika aku punya mesin waktu, aku tidak membutuhkan hal lain lagi selain.. bertemu denganmu lebih dahulu," pikir Yoonhee.

Pintu mobil terbuka, ayah Yoonhee menjulurkan tangannya dan memandu Yoonhee memasuki aula pernikahan. Satu langkah, dua langkah, tiga langkah, empat.. Yoonhee tidak bisa berpikir dan melihat muka Yongsun di sana. Bukankah seharusnya dia merasa senang? Bukankah harusnya dia merasa puas? Yongsun di sana, Yoonhee! Dia yang kau impikan dari dulu ada di sana untukmu! Tapi untuk apa lagi dia merasa seperti itu? Apa kegunaannya kalau Yoonhee tidak bisa menerima Yongsun?

Hajung, dia tidak ada di mana-mana. Dia tidak datang, tentu saja. Dia tidak mungkin datang.

Yoonhee sudah berdiri di samping Yongsun. Yongsun terlihat begitu tampan hari ini. Tapi memperhatikan wajahnya saja sudah membuat Yoonhee merasa resah. Dia tidak mau hal ini terjadi. Dia tidak bisa hidup begini. Dia tidak bisa melanjutkannya.

"Appa, Umma, Oppa, maafkan aku."

Yoonhee berlari meninggalkan aula pernikahan dan melepas hiasan kepalanya, melemparkannya dan berlari menjauh. Salju berturunan pagi ini, udaranya juga sangat dingin. Yoonhee berhenti berlari dan mencoba berjalan perlahan. Dia tidak bisa melupakan Hajung. Dia tidak mungkin melupakannya.


Salju turun semakin lebat. Yoonhee tidak tahu ingin berjalan ke mana. Kakinya membawanya tanpa sadar. Dia berjalan di tengah-tengah orang-orang yang berlalu-lalang. Dia menangis. Dia membiarkan salju-salju mengerubuninya. Dia membiarkan udara dingin menusuk kulitnya.

"Harus pergi ke mana aku sekarang?"




Tiba-tiba Yoonhee berhenti. Dia terpaku, kaget, sangat kaget. Tapi tidak lama dia tersenyum, lalu berlari ke arah pria itu. Dia berlari ke arah Kim Hajung yang sedang bersandar di tiang lampu jalan.


"Menurut mereka aku harus melupakanmu, tapi ternyata itu tidak berhasil. Baru saja aku ingin menghadiri pesta pernikahanmu. Kenapa kau ada di sini?" Hajung tersenyum.

Yoonhee tidak peduli lagi dengan orang-orang di sekitarnya, apa yang akan mereka katakan, apa yang mereka pikirkan dengan kedua Idol ini. Dia tidak perduli lagi mau apa orang-orang. Tapi dia hanya berlari, berlari dan memeluk Hajung di bawah salju yang lebat.

The End

**********************

nb : Chloe buat ini dengan sangat terburu-buru, jadi ceritanya engga panjang. Tapi semoga kalian suka ya :) kalau ada waktu, Chloe bakal edit ulang dan nambah-nambahin ceritanya biar panjang. Selamat menikmati. Annyeong!

Wednesday, November 21, 2012

A Letter For You - YongSeo Fanfiction (Part 2)



Pairing : YongSeo ♥ (Yonghwa and Seohyun)
Why I make this : Chloe buat cerita ini karena Chloe suka banget sama Goguma Couple ♥ Mereka berdua cocok banget sih :3 Cerita ini masih menyangkut WGM sedikit.
Attention : Ini hanya fanfiction yang Chloe buat. Semoga kalian menikmati ceritanya :)

C.N Blue menunjukkan bakat hebat mereka. Tidak salah lagi, grup band ini memang sangat luar biasa. Semua penonton ikut berteriak. Para artis pun tidak kalah heboh menikmati alunan musik mereka. Yonghwa sangat menikmati penampilan mereka kali ini. Sayangnya, dia dan grup band nya harus segera duduk di kursi penonton dan menyaksikan penampilan Idol lainnya.

Yonghwa sangat beruntung tidak bertemu Seohyun di bangku penonton. Dia khawatir Seohyun akan merasa sedih melihat dirinya. Hari ini pun Yonghwa tidak berani menelepon Seohyun, padahal dia sudah berjanji. Kalau sampai bertemu, ini akan membuat perasaannya resah. Seohyun tidak boleh bertemu dengannya!

Yonghwa duduk bersampingan dengan Jungshin dan Jonghyun, sementara Minhyuk berada di samping lain dari Jungshin. Panggung mulai redup dan nyala kembali. Waktu terasa berlalu begitu cepat, hingga akhirnya acara dipegang oleh Shin Min Ah dan lee Sung Gi.

"Cinta membuat semua orang bahagia, bukan begitu?" tanya Lee Sunggi.

"Benar. Dan pasangan-pasangan ini sudah membawa kebahagian bagi para penonton," sambung Min Ah.

"Mari kita lihat nominasinya," kata Sunggi lagi.

Gambar mulai bermunculan. Yonghwa semakin resah. Sehabis award ini, dia harus tampil lagi di atas panggung. Video menunjukkan cuplikan pasangan-pasangan Idol yang sedang terkenal di seluruh Korea.  Ada Nickhun dan Victoria, Goo Hara dan Junhyung, dan tentu saja, Yonghwa dan Seohyun. Ah, Yonghwa sudah tahu pasti mereka akan mendapatkan award ini sebulan yang lalu. Akan kah mereka memenangkannya?

"Pemenangnya adalah.. Yonghwa dan Seohyun!" teriak Min Ah dan Seunggi.

Dengan sangat ragu Yonghwa berjalan menuju panggung. Anggota C.N Blue lainnya mengucapkan selamat dalam bisikan dan semuanya berkata, "Titipkan salamku pada kakak ipar, ya." Tentu saja Yonghwa tersenyum--walau dalam hati dia masih ragu untuk berpapasan dengan Seohyun.

Yonghwa berpapasan dengan Seohyun dan mengulurkan tangannya. Malam ini Seohyun terlihat sangat cantik, pikirnya.

Mereka berdua naik ke atas panggung dan menerima piala award dari Shin Min Ah. Yonghwa benar-benar tidak percaya harus berpapasan dengan Seohyun malam ini. Dia berharap mereka tidak akan menang.

"Aku tidak bisa banyak bicara, tapi aku berterima kasih kepada kalian untuk award ini. Aku dan Seohyun pasti akan menjadi teman yang baik selanjutnya. Terima kasih atas dukungan kalian," kata Yonghwa.

Seohyun terlihat begitu resah dengan kata-kata Yonghwa.

"Terima kasih atas dukungan kalian. Aku mendapatkan banyak sekali pengalaman dari Yonghwa Oppa. Aku senang kalian memperhatikan kami. Award ini lebih dari cukup bagiku. Dan aku yakin, kami berdua akan menjadi teman yang baik, sama seperti yang dikatakan Oppa tadi. Terima kasih atas dukungannya!" kata Seohyun.

Yonghwa dan Seohyun meninggalkan panggung dengan begitu cepat. Para fans terlihat begitu murung sekarang. Mereka tidak puas dengan Goguma Couple ini. Apa yang sedang terjadi?

Lampu kembali padam. Yonghwa mengambil posisi. Kali ini dia akan tampil sendiri, dan semuanya harus maksimal. Dia ingin penampilannya kali ini dilihat oleh semua orang--semua orang terutama Seohyun. Dia ingin mereka mendengarkannya. Lagu yang khusus dia ciptakan, lagu yang ingin dia sampaikan. Judulnya "A Letter For You". Lampu menyala, Yonghwa duduk di tengah panggung bersama gitarnya. Gitar ini benar-benar mengingatkannya pada Seohyun.

Ketika angin berkata lain kepadaku
Malam yang panjang itu menusuk hatiku
Bukan karena aku sedih melihatmu yang datang di sana
Tapi aku sedang jatuh cinta

Melihatmu berdiri tersenyum sepanjang hari, sudah membuatku bahagia
Kau membuatku lebih sempurna dan merasa sudah sempurna

*Lama kelamaan kau akan pergi
  Sebelum itu terjadi aku ingin mengatakannya padamu
  Aku ingin kau tahu seberapa besar aku kehilangan
  Aku takut rasa ini akan memudar
  Aku takut merasa kesepian
  Aku ingin mengatakan kata-kata ini lebih cepat
  Aku mencintaimu

Aku tidak peduli apakah kisah ini nyata atau tidak
Yang terpenting aku bisa melihat dirimu saja
Jika memang pada akhirnya kita akan berpisah
Kurasa aku tidak bisa melupakanmu

Melihatmu berdiri tersenyum sepanjang hari, sudah membuatku bahagia
Kau membuatku lebih sempurna dan merasa sudah sempurna


*Lama kelamaan kau akan pergi
  Sebelum itu terjadi aku ingin mengatakannya padamu
  Aku ingin kau tahu seberapa besar aku kehilangan
  Aku takut rasa ini akan memudar
  Aku takut merasa kesepian
  Aku ingin mengatakan kata-kata ini lebih cepat
  Aku mencintaimu


(to be continue)
***********************************************************

Monday, November 19, 2012

True Dream - Kim So Eun and Kim Shang Bum




Pairing : Kim Shang Bum and Kim So Eun 
By : Carly
Attention : Ini hanya fanfiction yang Carly buat. Semoga kalian menikmati ceritanya :)

“Mencapai mimpi sangatlah sulit. Kita berjanji untuk mencapai mimpi kita bersama-sama. Tapi.. Kenapa kau begitu cepat meninggalkanku sendiri disini? Jika kau tidak pergi, kita berdua akan melihat betapa indahnya pemandangan disini. Tapi aku sendiri… Hanya sendiri duduk terdiam disini. Padahal kita hampir mencapai mimpi itu, mimpi yang kita impikan sejak kecil. Tapi kenapa hanya aku yang bisa mewujudkan mimpi itu? Kenapa tidak kita berdua yang mewujudkannya bersama-sama?”








Nb :
Annyeonghaseo = Halo (formal)
Songsaenim = Guru (formal)
Mianhamnida = Minta maaf
Mianhe = Maaf


True Dream



                Hari ini adalah hari pertama Kim So Eun masuk ke sekolah ‘Arts School.’  Dia mendapatkan beasiswa yang tidak akan ia sia-siakan. ‘Arts School’ adalah sekolah yang mempelajari semua jenis kesenian seperti menyanyi, dance, melukis, memainkan alat musik, dan sebagainya. Tidak gampang untuk masuk ke sekolah ini. Dengan keindahan lukisan yang dibuatnya, Kim So Eun memenangkan lomba melukis dan berhak mendapatkan beasiswa karena dia memang mempunyai bakat. Dia akan berusaha mencapai mimpinya yang dia impikan sejak kecil.
                Pagi ini dia sangat ceria dan penuh semangat menjalani hari pertamanya ini. Orang tuanya juga bahagia melihat anak manisnya itu. “Semoga harimu menyenangan,” kata Ibunya sebelum So Eun berangkat menaiki bus. So Eun tersenyum manis dan segera naik ke dalam bus.

***

                Sesampainya di sekolah, Kim So Eun segera mencari kelasnya. Dia masuk ke dalam kelas 2-1 dan segera duduk dikursi kosong barisan kedua. Karena ini adalah hari pertamanya di sekolah, tidak ada yang dia kenal seorang pun. Tiba-tiba ada seseorang yang mencoleknya dari arah belakang. “Annyeonghaseo. Apakah kau orang yang mendapatkan beasiswa di sekolah ini?” tanya orang itu. “Ah, annyeonghaseo. Benar, aku orang baru disini. Mohon bimbingannya,” jawab So Eun. Orang itu adalah seorang wanita yang cantik, sepertinya dia adalah idaman para pria di sekolah itu. Namanya adalah Shin Min Ah. Dia lebih tua 3 tahun dari Kim So Eun. Untuk hari pertamanya itu, So Eun mendapatkan banyak pengetahuan yang didapatkan dari eonni-nya itu. Shin Min Ah mempunyai banyak pengetahuan mengenai melukis, dan dia sangat hebat. Kim So Eun berharap bisa lebih banyak pengetahuan yang ia dapatkan dari eonni Shin Min Ah.
Choi Songsaenim datang ke dalam kelas. Kim So Eun disuruh memperkenalkan dirinya. Dia mendapat sambutan yang baik dari teman-teman di kelasnya. Kelak, dia berharap bisa menjaga hubungan baik dengan teman-temannya itu.
Tidak lama kemudian, seorang pria datang ke dalam kelas. Sepertinya dia terlambat datang. “Mianhamnida songsaenim, aku terlambat masuk kelas,” kata pria itu. Choi songsaenim mempersilahkannya duduk. Pria itu datang ke arah Kim So Eun, kemudian duduk disebelahnya. Sepertinya itu adalah tempat duduk pria itu. Pria itu hanya diam saja tanpa menengok ataupun melirik ke arah So Eun sekali pun. Itu membuat So Eun tidak berani memperkenalkan dirinya. Akhirnya sampai pulang sekolah pun mereka tidak berbicara satu kata pun.
***
Di hari selanjutnya, So Eun menanyakan siapa nama pria itu kepada eonni Shin Min Ah. “Ah dia. Namanya Kim Sang Bum. Kemarin kulihat kalian tidak berbicara satu kata pun. Dia adalah orang yang pendiam, tapi dia orang yang baik kok. Kau harus mencoba mengajak bicaranya duluan,” jelas Shin Min Ah. Itu membuat So Eun bertanya-tanya. Kenapa harus aku yang mengajak bicaranya duluan? Pikirnya.
Min Ah mengajak So Eun untuk berbincang-bincang di taman sekolah. “Kim So Eun!” teriak seorang pria yang membuat langkah So Eun berhenti di depan kelas. “Omo, oppa!” So Eun menghampiri seorang pria yang dia panggil oppa. Pria itu adalah kakak kelas So Eun saat dia duduk dibangku SMA. Namanya Jung Il Woo. Mereka tidak menduga bisa bertemu lagi di ‘Arts School.’ “Min Ah, kenapa kau tidak bercerita kalau kau sekelas dengan adik kecilku ini, hah?” So Eun mengelak, dia tidak suka disebut sebagai adik kecil Jung Il Woo. Tetapi So Eun dan Jung Il Woo sangat akrab, mereka terlihat seperti kakak dan adik kandung. “Mianhe. Aku tidak tahu kalau kalian sudah saling mengenal,” jawab Min Ah.
Disisi lain Kim Bum melihat mereka dari kejauhan. Rasa terkejut terlihat jelas diwajahnya. Lalu dia menghampiri mereka dan menarik tangan So Eun. Jung Il Woo ingin menghampiri So Eun, tetapi Min Ah mencegahnya. “Sepertinya ada hal penting yang ingin mereka bicarakan, kau tenanglah.” Il Woo menuruti perkataan Min Ah.
***
“Lepaskan tanganku!” teriak So Eun yang kaget tiba-tiba ada seseorang menarik tangannya menuju taman sekolah. “Mianhe,” Kim Bum melepaskan tangan So Eun dari genggamannya. “Aku hanya ingin bertanya satu hal padamu,” lanjut Kim Bum. Sepertinya ada hal penting yang ingin dia tanyakan padaku, pikir So Eun. “Apakah kau... Apakah kau Kim So Eun yang dulu?” pertanyaan Kim Bum membuat So Eun bingung. So Eun tidak mengerti apa maksud dari pertanyaan itu. “Apa kau.. Kim So Eun yang dulu.. adalah.. teman masa kecilku?” kata-kata Kim Bum terputus-putus. Apa jangan-jangan..! Apa itu dia? Benarkah itu dia? Sepertinya So Eun telah mengingat sesuatu.


(to be continued)

**************************************
True Dream (Part 2)

Saturday, November 10, 2012

A Letter For You - YongSeo Fanfiction



Pairing : YongSeo ♥ (Yonghwa and Seohyun)
Why I make this : Chloe buat cerita ini karena Chloe suka banget sama Goguma Couple ♥ Mereka berdua cocok banget sih :3 Cerita ini masih menyangkut WGM sedikit.
Attention : Ini hanya fanfiction yang Chloe buat. Semoga kalian menikmati ceritanya :)

A Letter For You

Hari yang baru di mana Yonghwa tidak bersama Seohyun lagi. Hari ini harusnya menjadi hari yang lebih baik, tapi tanpa keberadaan Seohyun, semuanya menjadi sangat janggal bagi Yonghwa. Padahal kemarin malam mereka baru saja berpisah, tapi Yonghwa tidak bisa melupakan Seohyun begitu cepat. Dia tidak bisa melupakan raut muka Seohyun kemarin malam.

Yonghwa baru saja bangun dari tidurnya. Dia berada di kamarnya, dia tahu itu. Tidak ada orang lain selain dirinya. Tidak ada anggota C.N Blue lainnya, tentu saja itu tidak salah lagi. Tapi perasaan ini membuat Yonghwa sedikit bingung. Pagi ini dia merasa sangat kecewa. Betul-betul kecewa. Tidak tahu kenapa, tapi dia kecewa.

Yonghwa terduduk di atas tempat tidurnya. Oh, ternyata dia menggunakan kaos kaki pasangan yang dibelinya bersama Seohyun waktu itu. Sepertinya kemarin malam dia terlalu lelah, jadi tidak menyadarinya. Dan jarinya, astaga, dia masih menggunakan cincin pasangan yang diberikan Seohyun. Dia tidak akan pernah lupa hari itu, pasti takkan lupa. Tapi apa guna lagi cincin ini, kalau Seohyun pun tidak menggunakannya lagi? Dia mencopot cincin itu dan menaruhnya di dalam laci meja.

Hari ini tidak akan berlalu dengan cepat, pikirnya.

Sebenarnya, hari ini C.N Blue akan mengisi panggung acara award salah satu saluran tv terbesar di Korea.  Mereka juga mendapatkan nominasi. Akan banyak Idol yang datang untuk ikut mengisi acara. Tentunya, tidak mungkin SNSD tidak diundang. Salah satu girl band terkenal itu pasti akan datang. Dan lebih menghebohkan lagi, Seohyun pasti akan berada di sana. Yonghwa benar-benar tidak bisa bertatapan dengan Seohyun setelah kemarin malam. Dia benar-benar tidak enak hati untuk melihat Seohyun lagi.

"Hyung, mau sampai kapan duduk di situ?"

Tanpa disadari, ternyata Jungshin sudah berdiri di depan pintu dari tadi. Yonghwa tersentak kaget dan buru-buru beranjak dari tempat tidurnya. Dia mengambil handuk dan mendorong Jungshin mundur.

"Maaf, aku lelah sekali kemarin malam," kata Yonghwa, meninggalkan pintu kamarnya terbuka bersama Jungshin di depannya.

Jungshin mendecakkan lidah. Baru saja hendak menutup pintu, Jungshin menemukan lirik lagu di atas tempat tidur Yonghwa. Kertas partitur itu sudah lecak dan dalam kondisi buruk. Judul lagu ini 'A Letter For You', baca Jungshin. Apakah Hyung-nya sedang membuat lagu baru? Pria itu memang hebat, bisa membuat lagu dalam waktu singkat. Atau, Hyung-nya itu menulis untuk seseorang? Apakah untuk kakak ipar? (Seohyun)

Jungshin menaruh kembali kertas itu ke tempatnya. "Semoga dia membacanya."

***

Seohyun sangat kelelahan. Dia melewati harinya dengan latihan penuh sebelum tampil nanti. Sekarang sudah sangat sore, dan tidak ada masalah sejauh ini. Seohyun meneguk air dari botolnya dan berusaha menghilangkan kejenuhan setelah berulang-ulang kali tidak fokus dalam gerakannya. Anggota SNSD lainnya merasa Seohyun berbeda sekali hari ini, padahal kemarin dia terlihat biasa saja.

"Seohyun, apa kau dalam kondisi buruk hari ini?" tanya Yoona.

Seohyun menatap Yoona yang berada di belakangnya. "Aku tidak apa-apa, Eonni."

Sebenarnya dari tadi Seohyun tidak bisa berhenti berpikir. Dia sangat malu, sangat kecewa, sangat sedih. Dia tidak bisa berhenti berpikir tentang Yonghwa. Hari ini juga, dia pasti akan bertemu dengannya lagi. Apa yang harus dia perbuat? Perasaan ini terlalu janggal, tapi nyata. Apakah Seohyun benar-benar tidak bisa melepas Yonghwa?

***

C.N Blue sudah siap di ruang tunggu. Jonghyun dan Minhyuk terlihat sangat keren dengan tuxedo mereka. Sementara Jungshin, dia terlihat sangat bingung dan linglung. Ada sesuatu yang melewati pikirannya. Yonghwa pun tidak bisa berhenti melamun.

"Silahkan kalian bersiap untuk tampil. Setelah itu, kalian bisa duduk di kursi penonton yang sudah disediakan khusus," kata PD.

(to be Continue)

****************************************

Tuesday, November 6, 2012

Selamat Datang Carly!

Hai, balik lagi dengan Chloe. Chloe punya kabar bagus nih. Bakal ada admin baru yang bantuin Chloe bikin fan fiction. Ini surat yang dia kasih:


Salam Kenal!

    Halo! Aku Carly (nama samaran). Aku adalah teman Chloe yang akan membantu dia dan juga ikut  memberikan fan fiction di blog ini :) Sebenarnya aku tidak memiliki bakat menulis ataupun bercerita. Tapi, siapa tau dengan adanya blog ini aku jadi terbiasa menulis cerita, walaupun tidak sebagus Chloe. Semoga saja aku benar-benar bisa post cerita yang bagus dan menarik disini :)

    Sama seperti Chloe, aku masih sekolah. Mungkin kami akan sibuk dengan tugas kami sebagai pelajar dan tidak mempunyai banyak waktu buat nulis cerita. Semoga kalian para pembaca yang baik, bisa menyukai hasil tulisan cerita kami :D


Love,
Carly

Selamat datang, Carly! Semoga kita berdua bisa bikin fanfict yang menarik ya :D psst, ngomong-ngomong Chloe lagi bikin cerita loh. Bentar lagi di post. Stay tune!

Monday, November 5, 2012

Salam Kenal!

Halo, aku Chloe (nama samaran). Ini pertama kalinya aku buat blog bertema fanfiction. Engga tahu kenapa, aku seneng banget bikin post di blog ku yang lain dan suka nulis novel. Kupikir dengan bikin fanfiction banyak-banyak, bisa bantu aku ngembangin bakat nulis cerita novel. Aku pingin mulai dari cerita-cerita yang aku suka dan cerita-cerita bersambung. Aku bener-bener engga sabar buat bikin post pertamaku.

Aku masih sekolah, jadi mungkin waktu buat nulis cerita pun engga banyak. Yang pastinya aku bukan anak SD atau SMP. Aku punya mimpi besar pingin buat novel terkenal yang mendunia. Aku masih dalam tahap penyelesaian novel-novel yang kubuat dan beberapa udah jadi. Semoga dengan pengalamanku ini, cerita yang kubuat nantinya bakal seru dan menarik, ya :D

Jangan lupa komentar yang banyak dan request cerita. Aku bakal seneng banget kalau orang-orang bisa memahami karyaku dan menghargainya.

xoxo,
Chloe

Fluttershy - Working In Background