Tuesday, July 9, 2013

Princess Hours Fan Fiction (Part 4)



Writer : Chloe 
Attention : Ini hanya fanfiction yang Chloe buat. Semoga kalian menikmati ceritanya :)

Yang benar saja? Hari ini Min Hyo-rin akan masuk ke dalam Istana. Ibu Suri mengundangnya untuk membicarakan kehamilannya itu. Semua orang di dalam Istana membicarakan tentang masalah ini. Benarkah Pangeran Shin akan memiliki dua orang istri di usianya yang begitu muda? Hal ini benar-benar memalukan nama Istana.

Sementara menunggu kedatangan Hyo-rin, Chae-kyeong dan Shin menghabiskan waktu mereka di dalam kamar Shin. Mereka duduk di atas sofa. Shin membaca—seperti biasa—dan Chae-kyeong memainkan boneka teddy bear milik Shin.

“Kira-kira perempuan atau laki-laki, ya?” tanya Chae-kyeong sambil mengangkat bonekanya ke udara.

“Menurutmu?” tanya Shin dengan dingin.

“Aku ingin anak perempuan,” kata Chae-kyeong, kemudian tertawa, “yang manis dan cantik seperti ibunya.”

Kata-kata Chae-kyeong barusan membuat hati Shin begitu gembira. Dia tersenyum, tapi Chae-kyeong tidak sedang memperhatikannya. Chae-kyeong mengira Shin tidak tertarik dengan kabar kehamilan Chae-kyeong yang belum jelas asal-usulnya.

“Bukankah sebaiknya anak laki-laki? Istana menuntutmu memberikan calon putra mahkota berikutnya, bukan begitu?”

Chae-kyeong merengut. Kapan Shin akan setuju pada pendapatnya? Pria ini, kenapa sih selalu sedingin itu? Apa dia tidak ingat kata-katanya beberapa hari yang lalu? Tapi setelah berpikir cukup lama, Chae-kyeong setuju dengan kata-kata Shin barusan. Seandainya dia melahirkan seorang putri, maka mereka harus menunggu calon putra mahkota berikutnya. Dan kalau anak kedua yang lahir adalah perempuan lagi, maka Chae-kyeong akan sepenuhnya gila menjadi ibu dengan banyak anak.

“Tapi aku kan maunya perempuan. Ya, laki-laki juga bagus sih. Tapi nanti dia sedingin kamu dan cerewet,” kata Chae-kyeong, kemudian menutup wajahnya dengan boneka agar Shin tidak jadi memukulnya.

“Bukannya yang cerewet itu kamu?” kata Shin dengan kesal. Dia menutup bukunya dan menaruhnya di atas meja. Kemudian dia menyentuh perut Chae-kyeong yang tentu saja belum terlihat besar. “Apa kau benar-benar sedang hamil?”

Chae-kyeong kembali bingung. Bahkan dia pun tidak tahu apa-apa. Belakangan ini dia sering mual dan tidak tahan mencium bau amis. Pelayan sudah tidak menyuguhkan makanan laut untuknya, dan mengganti menu makanan dengan sayur-sayuran.

“Kenapa? Kamu lebih seneng si Hyo-rin itu yang hamil, kan?” bentak Chae-kyeong.

Shin kebingungan harus bicara apa. Apakah dia harus menyiapkan plester agar Chae-kyeong tak kembali membahas hal itu lagi? Dia bahkan sudah menyiapkan mental untuk melawan Chae-kyeong dalam usaha memplester mulutnya nanti.

“Jujur saja, Shin. Mungkin sebentar lagi aku yang bakal didepak dari tempat ini, karena si Hyo-rin itu—sesuai keinginanmu—berhasil memasuki Istana dalam waktu singkat. O, akhir dari cerita Putri Mahkota, Shin Chae-Kyeong.”

Tiba-tiba Shin merangkul Chae-kyeong dengan kedua tangannya. Chae-kyeong tak bisa berkata apa-apa. Jantungnya berdegup kencang.

“Kamu mau mati, ya? Sudah kubilang, kan, aku cuma suka gadis konyol bernama Shin Chae-kyeong. Kamu masih belum mengerti?”

Chae-kyeong benar-benar merasa bahagia berada di dalam kehangatan Shin. Dia ingin tetap seperti itu. Kalau dia bisa membekukan waktu, saat itulah yang akan menjadi abadi. Tapi tidak sesuai dengan apa yang diharapkan Chae-kyeong, tiba-tiba seorang pelayan Chae-kyeong, yang merupakan pelayan setianya (dia sudah ditugaskan kembali setelah Chae-kyeong merengek pada Shin), terbirit-birit datang dan memohon maaf telah menyela.

“A-aa-aa—itu—katanya Nona Min Hyo-rin telah sampai di Istana. Hamba hanya ingin memberitahu Putra Mahkota dan Putri Mahkota, bahwa saat ini Nona Min Hyo-rin sedang berada di paviliun Ibu Suri. Beliau menitipkan pesan, bahwa beliau akan senang hati berkunjung ke paviliun Putra dan Putri Mahkota setelah selesai mengunjungi Ibu Suri.”

Chae-kyeong dan Shin terlonjak kaget. Mereka saling pandang selama beberapa detik, sebelum akhirnya Chae-kyeong berlarian keluar dan kembali ke dalam kamarnya. Dia berlari tersandung-sandung dan kemudian menjatuhkan diri ke atas tempat tidurnya. Kedua pelayannya juga mengikutinya. Dengan panik mereka membantu Chae-kyeong berdiri dan duduk di atas kursi meja rias.

“Apakah Putri baik-baik saja?” tanya salah satu pelayannya yang lebih tinggi.

“Panggilkan Kepala Pelayan Choi,” kata Chae-kyeong tanpa ekspresi.

Beberapa saat berikutnya, Kepala Pelayan Choi datang dengan panik. Dia memberikan hormat dan berkata, “Apakah Putri Mahkota mencari saya?”

Mata Chae-kyeong tidak lepas dari bayangannya di depan cermin. Dia terlihat begitu menakutkan saat ini. “Rangkaikan kata-kata yang dapat membantuku menjatuhkan Min Hyo-rin di depan dirinya sendiri.”



To be Continue....

****************************************
Maaf ya, yang kali ini agak pendekan, soalnya Chloe pingin save bagian serunya di part 5 mendatang :D Mohon tunggu part 5 nya, ya! Pasti seru banget deh waktu Chae-kyeong sama Shin ketemu lagi sama Min Hyo-rin! Mohon ditunggu ^^

btw, yang mau bagi bagi fan fiction, silahkan kirim e-mail ke hikari_tanimura16@yahoo.com. Persyaratannya silahkan lihat di sini klik!

Monday, July 1, 2013

Attention!


Jangan lupa untuk menyertakan nama penulis (Boleh nama panggilan, nama asli, atau nama yang kalian buat-buat sendiri untuk menutupi identitas asli kalian). Chloe dan Charly sangat senang jika kalian mau berpartisipasi dalam blog ini ^^ Jangan bingung untuk gambar cover tiap fan fiction, karena akan dibantu oleh  Chloe.

Hal-hal yang harus disertakan dalam e-mail :
1. Nama pengirim (nama samaran atau nama asli).
2. Judul Fan Fiction.
3. Keterangan singkat kenapa menulis fan fiction tersebut.
4. Siapa saja pemeran dalam fan fiction tersebut.
5. Akan dibuat sekira-kiranya berapa bagian.
6. Gambar cover (tidak harus, karena bisa dibantu oleh Chloe. Jika ingin menyertakan juga boleh).

Perhatian! Fan Fiction tidak boleh hasil jiplakan dan tidak pernah dipublikasikan sebelumnya.

Terima kasih, readers :D Annyeong!


Fluttershy - Working In Background