Saturday, January 9, 2016

Princess Hours Fan Fiction (Part 5)



Author: Chloe 
Characters: Lee Shin, Shin Chae-kyeong, Min Hyo-rin

          Siang itu adalah siang paling menegangkan di seantero istana. Semua orang berbisik ingin tahu apa yang akan terjadi setelah wanita yang mengaku sedang mengandung anak putra mahkota, Min Hyo-rin memasuki istana. Pers ada dimana-mana, memenuhi jalanan di sekitar istana dan meliput mobil Min Hyo-rin telah sampai. Para penjaga segera menutup pagar agar tidak ada pers yang memasuki kawasan itu.

          "Saya Han Gu-ram, meliput untuk YGN News. Saat ini saya telah berada di depan kawasan kediaman keluarga kerajaan. Hari ini Nona Min Hyo-rin, yang kita ketahui mengaku sedang mengandung anak Putra Mahkota Lee Shin, telah memasuki istana untuk menjawab undangan Ibu Suri. Saat ini Nona Min Hyo-rin baru saja sampai dan sudah memasuki istana."

          "..Saat ini Nona Min Hyo-rin sudah memasuki istana dan tidak ada pers yang dapat memasuki kawasan. Ada isu yang mengatakan bahwa Ibu Suri mengundang Nona Min Hyo-rin untuk mengonfirmasi kehamilannya."

          "..Apakah benar Putra Mahkota Lee Shin telah berselingkuh di usianya yang sangat muda? Dan benarkah dia akan memiliki selir jika benar Nona Min Hyo-rin sedang mengandung anaknya?.."

          "Pihak istana tidak mengonfirmasikan tentang persoalan ini. Tidak ada pihak dalam yang memberikan informasi apapun. Begitu pula Pangeran Lee Shin. Kabar mengatakan bahwa Pangeran Lee Shin baru saja tiba dari tugas mancanegaranya.."

          "..Jika memang isu itu salah, lalu mengapa Nona Min Hyo-rin diundang untuk memasuki istana?.."

          "Matikan tv nya," kata Chae-kyeong menyuruh pelayannya.

          Salah satu pelayannya buru-buru mematikan tv dengan takut. Saat ini Putri Mahkota sedang dalam kondisi yang sangat buruk. Dia terlihat lelah dan dia sudah terlalu banyak berpikir. Walaupun Shin ada di sampingnya dan bilang bahwa dia tidak pernah melakukan apapun dan dia sedang dijebak, bohong jika Chae-kyeong tidak mencurigainya. Chae-kyeong tetap merasa takut. Dia tidak sepenuhnya mempercayai Shin, tapi dia berusaha begitu di hadapan Shin. Dia masih belum yakin mana yang benar, tapi saat ini tentu saja dia ada di pihak Shin.

          "Mama, apakah tidak sebaiknya Anda beristirahat saja?" tanya Kepala Pelayan Choi. "Mama tidak terlihat sehat. Saya bisa membatalkan--"

          "Aku tidak akan lemah di hadapan dia. Kalau aku lemah mungkin dia akan merasa sudah menang sekarang."

          Tidak ada satupun yang berani bicara lagi. Mereka hanya menunggu Chae-kyeong duduk di depan cerminnya sambil melamun. Saat ini Chae-kyeong merasa sudah siap. Dia sudah tahu apa yang akan dia tanyakan dan dia akan mengorek semua info dari Hyo-rin maupun Shin, walau nantinya juga akan banyak pers yang mengumumkannya di tv, dan bahkan Tae Hoo Mama (Nenek Shin) akan segera membicarakan ini dengan seluruh anggota kerajaan, tapi Chae-kyeong tetap ingin mendengarnya dari mulut mereka sendiri.

          Chae-kyeong terus bertanya pada dirinya sendiri, apa yang sebenarnya sedang terjadi. Kalau memang Hyo-rin mengandung, tidak mungkin Shin berselingkuh..tidak mungkin kan. Beberapa bulan sebelum hari ini Shin dan Hyo-rin bertemu.. dan ternyata Shin masih menyukai dia. Dan ternyata selama ini dia hanya bohong dan masih ingin Hyo-rin yang jadi permaisurinya?! Tidak, tidak mungkin. Chae-kyeong terus berpikir. Apa benar Shin sudah beralih kembali pada Hyo-rin? Chae-kyeong tidak akan bisa menerima Hyo-rin itu masuk ke istana sebagai selir Shin. Dan kalau semua ini memang benar, mungkin Chae-kyeong akan keluar dari istana saja. Bawa kabur anaknya dan pergi jauh-jauh seperti cerita drama kerajaan jaman dahulu yang sering dia tonton di tv.

         Sembari berpikir Chae-kyeong memukul-mukul kepalanya. Ishh Chae-kyeong bodoh. Bagaimana semua ini bisa terjadi. Dia terus begumam dalam pikirannya. Melihat Chae-kyeong memukul-mukul, pelayan-pelayannya buru-buru mendekat untuk menghentikan dia melakukannya.

         "Mama, tolong hentikan. Anda bisa sakit."

          Tiba-tiba ponsel Chae-kyeong berbunyi dan di atasnya tertulis nama 'Ibu'.

          "Umma!" sapa Chae-kyeong penuh semangat.

          "Gwaenchanh-euseyo?" tanya Ibunya dengan lemah.

          "Aku..tidak apa-apa kok."

          "Dengar. Wanita itu sedang berupaya menjebak Putra Mahkota. Dengan statusnya di negara ini sebagai mantan kekasih Putra Mahkota, dia bisa memutar balikkan fakta!"

          "Wae? Hyo-rin tidak mau hidup di dalam istana, lalu kenapa sekarang dia berupaya untuk masuk?" tanya Chae-kyeong.

          "Ashh.." desah Ibunya. "Jika tidak ada cara untuk mendapatkan Putra Mahkota lagi, maka inilah satu-satunya cara, yaitu masuk. Kau tidak mengerti? Last choice. Ini balas dendam."

          "Dari mana Ibu belajar bahasa seperti itu?" tanya Chae-kyeong yang malah salah fokus. "Molla, aku belum yakin apa yang sebenarnya terjadi. Aku juga gak percaya dengan Shin. Dia pernah bertemu Hyo-rin diam-diam dulu. Dan aku gak heran kalau dia melakukannya lagi tanpa sepengetahuanku."

           Di balik kata-kata Chae-kyeong barusan, Ibu Chae-kyeong merasa sangat sedih tapi dia terus berusaha untuk membangkitkan semangat putrinya. Dia tidak ingin putrinya berpikir dia sedang ikut gundah. Dia ingin putrinya kuat menghadapi semua isu ini.

          "Chae-kyeong-ah.. Shin bukan pria seperti itu."

          "Ar-a (Aku tahu). Umma tidak perlu memikirkan ini. Aku akan baik-baik saja."

          "Arraseo. Jaga dirimu baik-baik, Chae-kyeong-ah. Makan yang banyak dan jangan lupa minum."

          "Ne. Umma do." (Ya. Ibu juga.)

          Chae-kyeong mematikan ponselnya. Dia merasa sedikit lebih tenang sekarang.

          "Pi Koon Mama, Tae Hoo Mama dan Nona Min Hyo-rin telah sampai di paviliun Putra dan Putri Mahkota," kata seorang pelayan berdiri di ambang pintu.

          "Ibu Suri juga datang kesini?" tanya Chae-kyeong kaget. Dia langsung beranjak dari duduknya dan membetulkan pakaiannya.

          Chae-kyeong menghela nafas. Dia tidak menduga Nenek juga akan datang kesini. Dia harus merangkai ulang kata-katanya bila Nenek juga datang. Tidak membuang waktu, Chae-kyeong langsung berjalan keluar hendak menuju meja teh di depan paviliun, tempat Ibu Suri dan Hyo-rin telah menunggu. Saat mencapai ambang pintu kamarnya, dia bertatapan dengan Shin yang juga baru saja keluar dari kamarnya. Shin memberikan anggukan kecil dan senyum simpul. Mereka berdua segera bergegas keluar.




          Meja teh telah diisi dengan gelas-gelas teh tradisional, tapi bukan kesayangan Ibu Suri. Juga ada kue-kue kecil di piring, tapi tak ada satupun yang menyentuhnya. Suasananya tidak nampak tegang tetapi terasa sangat menakutkan. Ini adalah urusan serius yang diperhalus oleh Ibu Suri dengan jamuan teh. Ibu Suri adalah orang yang sangat royal dan baik pada siapapun, dan dia tidak mau ada kesalahpahaman atas pemanggilan Hyo-rin ke istana.

          Setelah pelayan pergi meninggalkan mereka, Ibu Suri mulai bicara. "Aku ingin kalian tahu, bahwa aku dan Hyo-rin belum membicarakan apapun. Aku mengajaknya kesini untuk membicarakannya dengan kalian. Putri Mahkota sedang tidak sehat, maka aku kira sebaiknya kita membicarakannya disini."

          Min Hyo-rin terlihat tidak gugup sama sekali. Dia menggunakan gaun pendek biru donker yang elegan dan rambutnya disanggul rapi. Perutnya tidak terlihat besar. Sepertinya baru beberapa bulan kalau benar dia sedang hamil.

          Hyo-rin meletakkan sebuah amplop di atas meja.

          "Ini hasil tes kehamilan saya," kata Hyo Rin dengan anggun.

          Chae-kyeong tidak bisa menahan tangannya. Rasanya ingin langsung menarik amplop itu dan membacanya, tetapi Shin memberikan kertas itu dengan hormat kepada Ibu Suri. Ibu Suri nampak kaku dan tidak percaya. Hyo-rin memang sedang hamil.

          "Saya tidak akan basa-basi kenapa semua ini terjadi. Saya akan memberitahukan semua informasi yang saya miliki saat ini." Hyo-rin meneguk tehnya dengan sopan dan mulai bicara lagi. "Usia kehamilan saya adalah tiga bulan. Saya tidak segan mengaku sedang mengandung anak putra mahkota karena saya tidak memiliki kekasih. Saya bertemu dengan Putra Mahkota tiga bulan yang lalu di Pulau Jeju ketika kami sedang melakukan reuni kecil bersama teman-teman sekolah kami."

          Chae-kyeong mulai gemetaran dan kepalanya agak pusing. Apakah hal semacam ini akan terulang untuk kedua kalinya? Saat itu di Thailand.. dan sekarang mereka bertemu lagi secara diam-diam? Shin..

          "Dan kami mabuk. Dan itulah yang terjadi."

          Shin tampak bingung dan marah. Dia sesekali mencuri pandang ke arah Chae-kyeong yang duduk di sampingnya, namun Chae-kyeong tidak pernah berusaha melihatnya. Dia tertunduk dengan lemas dan bahkan tidak bertenaga untuk bertanya. Cerita Hyo-rin terlalu menyakitkan. Ini adalah awal yang buruk untuk mempercayai Shin di percakapan berikutnya.

          "Mabuk?" tanya Ibu Suri dengan sangat kaget. "Putra Mahkota mabuk?"

          "Aku tidak melakukan apapun, Yang Mulia Ibu Suri. Teman-temanku memaksaku untuk minum tapi hanya dengan seteguk aku langsung merasa sakit dan pergi tidur."

          "Mungkin Putra Mahkota tidak sadar tetapi aku tidak, Yang Mulia," sanggah Hyo-rin.

          Chae-kyeong merasa pusing. Semua ini terlalu berat baginya. Bahkan Shin tidak sadarkan diri saat itu. Apapun bisa terjadi di luar kehendak Shin. Kenapa Shin merahasiakan ini semua darinya. Tiga bulan lalu.. Memang benar Shin pergi menemui temannya dan kala itu Chae-kyeong bertanya bolehkah dia ikut. Tapi Shin tidak mau karena dia bilang teman-temannya sangat pandai meledek. Dia takut Chae-kyeong akan dikerjai. Tapi Shin tidak bilang bahwa Hyo-rin akan pergi bersama mereka.

          Ibu Suri menghela nafas dengan tidak percaya. Beliau tampak kaget. "Hyo-rin-sshi, bagaimana mungkin Anda sangat yakin?"

          Ibu Suri tidak menyangka kabar ini adalah benar adanya. Dia pikir Min Hyo-rin telah berbohong dan ingin dia mengaku salah sebelum dia dipenjarakan atas kejahatan perusakan nama baik kerajaan. Dan saat ini, Min Hyo-rin telah membawa bukti kehamilannya dan Putra Mahkota Lee Shin telah mengakui benar adanya kejadian tersebut.

          "Aku juga telah membicarakan ini dengan Wang Hoo mama, bahwa Aku tidak pernah melakukan apapun terhadap Min Hyo-rin-sshi. Aku sangat sadar bahwa aku tidak melakukannya, Yang Mulia Ibu Suri." Shin terlihat kalut. Dia yakin tidak ada yang terjadi pada malam itu. Dia hanya bicara dengan teman-teman dekatnya. Dia memang mabuk, tapi dia langsung pergi tidur dan tidak terjadi apapun.

          Chae-kyeong menatap lantai dengan gelisah. Dia ingin menangis tapi dia tidak boleh terlihat sedih di depan Hyo-rin. Dia hanya diam. Dia tidak bisa menggerakkan bibirnya. Dia merasa mual dan pusing.

          "Kita bisa mengakhiri pertemuan hari ini," kata Ibu Suri dengan lemah dan dia terlihat lelah. "Lady Jung!"

          Pelayan Jung dan pelayan lainnya segera datang untuk menggiring Ibu Suri kembali ke paviliunnya. Shin, Chae-kyeong, dan Hyo-rin serentak berdiri memberi hormat. Ibu Suri pun pergi meninggalkan tempat.

          Shin menatap Hyo-rin dengan benci. "Apa maksudmu dengan semua ini?"

          "Apa maksudmu menyalahkanku atas semua kebenaran?" kata Hyo-rin sambil tersenyum simpul. "Kau bilang kau mencintaiku."

          Chae-kyeong menatap Hyo-rin dengan ragu. Chae-kyeong ingin memastikan bahwa semua ini adalah kebohongan. Dia melihat Shin, tapi Shin hanya menundukkan kepalanya. Butuh waktu sejenak untuk Shin membalas.

          "Kau hanya sebuah masa lalu."

          "Semua masa lalu tidak membuatmu begitu mudah membenciku, bukan?"

          "Jangan omong kosong!" bentak Shin. Dia sangat marah sekarang.

          "Kau masih mencintaiku. Kau mengatakannya saat itu."

          Cahaya terlihat remang-remang di mata Chae-kyeong. Dia tidak bisa melihat dengan jelas. Tiba-tiba semuanya berubah menjadi terang-redup. Kepala Chae-kyeong semakin pusing. Kakinya seakan mati rasa. Dan saat itulah Chae-kyeong tidak dapat menahan dirinya lagi. Semuanya berubah menjadi gelap gulita.


To be continued..


*********************************

Annyeonghaseo, readers!
Sudah lama tidak melanjutkan fan fiction ini dan akhirnya jadi sepanjang ini! Maaf lama banget post nya. Semoga kalian tetap penasaran dengan kelanjutan ceritanya.

Comment pendapat kalian mengenai fan fiction ini! Dan jangan lupa untuk baca fan fiction lainnya di blog ini! Ini nih fan fiction terbaru dari Chloe. Coba dibaca :D

Thursday, January 7, 2016

SungJoy, Sungjae and Joy Couple Fan fiction - Love, Joy. (Part 1)



Author : Chloe  
Characters : Joy (Red Velvet), Sungjae (BtoB), Kim Sohyun, Minhyuk (BtoB), Wendy (Red Velvet), Irene (Red Velvet)


          Hari itu adalah pagi senin yang sangat sibuk. Semua orang berlalu-lalang dengan tergesa-gesa, seakan tidak ada waktu lagi untuk diam dan menyaksikan keindahan kota di pagi yang secerah itu. Beberapa orang masih sempat mengantri di kedai kopi untuk mendapatkan segelas kopi hangat. Tak banyak yang bicara. Tak banyak yang terlihat bahagia. Sepertinya pekerjaan sudah membuat sebagian orang di dunia ini menderita.

          Berbeda dengan orang-orang suram itu. Terlihat sepercik kebahagiaan di sungai Cheong Gye Cheon. Hanya seseorang, dengan pakaian badut yang nampak tua dan sudah compang-camping, sedang menari-nari menghibur anak-anak yang lewat dan bahkan mencari simpati para orang dewasa. Badut itu menari, melompat dengan girang. Bahkan dia akan menari dengan penuh energik jika diberi sedikit uang dari penonton.

          Badut itu belum lama ada disana. Baru beberapa minggu menghibur turis-turis yang mampir. Dan tentu saja dia ada disana untuk mencari uang. Tidak banyak yang dia miliki. Hanya dengan kostum badut koyak dan sapu tangan untuk mengumpulkan uang.

          Pada siang hari, badut itu berhenti dan duduk di salah satu anak tangga. Dia akan menghitung uangnya dan tidak meneruskan pekerjaannya.


 

          "Aku bilang aku tidak mau!"

          "Ini adalah event penting yang harus dihadiri semua anggota keluarga. Kau anak dari Presdir dan itu berarti kehadiranmu akan sangat dinantikan oleh pers".

          "Banyak hal yang harus aku urus."

          "Temanmu lagi? Mulailah berhenti melakukan hal-hal bodoh itu."

          "Ini bukan hal bodoh, Umma!"

          "Terserah padamu. Tapi aku tidak akan senang jika kau tidak hadir."


 


          "Apa-apaan ini. Uang sewa kostumnya tidak semurah itu! Kau mau buat aku bangkrut yaa?" Bentak bapak tua bertubuh besar itu dengan garang. "Kau sudah pinjam hampir sebulan dan perjanjian kita tidak semurah itu. Aku minta lima puluh ribu won! Kostum itu bisa saja aku sewakan ke orang lain, kau tahu."

          "Mianhamnida, Ahjussi. Aku tidak menyangka pendapatan di sungai Cheong Gye Cheon tidak akan sebanyak itu. Aku hanya punya sedikit keuntungan, Ahjussi. Tolong lah berikan sedikit diskon."

          "Diskon diskon! Enak saja kamu! Kamu pikir kalau sewa bisa seenak itu, hah! Cepat kembalikan kostumnya!" bentak Bapak itu dengan geram. Dia menunggu si badut melepas kostumnya dan langsung mengambil kostumnya dengan kesal. "Bagaimana kau bisa membayar sisanya?" Bapak itu memperhatikan si badut dengan seksama. "Ah! Cincin itu! Lepaskan!"

          "Tidak. Tolong.. Ini berharga bagiku. A-Aku janji besok akan aku bayar!"

          "Ah omong kosong!" Bapak itu berusaha merampas cincin dari tangan si badut dengan amat marah. Si badut bersihkeras menarik kembali miliknya agar tidak dirampas oleh Bapak itu. Pertengkaran itu menjadi pusat perhatian dari orang yang berlalu-lalang di pinggir jalan. Tapi Bapak itu tetap saja bersihkeras seperti orang yang ingin mencuri.

          Beberapa orang berhenti berjalan untuk menyaksikan pertengkaran hebat itu. Akhirnya cincin itu terampas oleh si Bapak yang langsung mendengus dengan perasaan puas.

          "Kapan-kapan kalau mau sewa pikir dulu bisa bayar atau tidak!" Bapak itu setengah berjalan menjauh dari si badut dan berhenti sambil berkata, "Dasar lemah." Dia tersenyum licik dan kembali berjalan meninggalkan si badut dalam amarah dan rasa sedih.


to be continued..


--------------------♥-------------------- 

Bagaimana, readers? Ini adalah secuil kisah awal dari Sungjae-Joy Couple!
Alasan Chloe nulis begini adalah.. jeng jeng jeng. Biar kalian penasaran sama kisahnya dan mikir-mikir siapa itu si badut atau si anak presdir yaa.. Kalian udah bisa nebak siapa itu si badut dan siapa itu si anak presdir? ;)

Tulis comment kalian tentang kisah awal ini dan siapa tebakan kalian!
Siapa itu Si Badut dan Si Anak Presdir?

 

Fluttershy - Working In Background