Pairing : Kim Shang Bum and Kim So Eun ♥
By : Carly
Attention : Ini hanya fanfiction yang Carly buat. Semoga kalian menikmati ceritanya :)
True
Dream
Kim So
Eun masih ragu dengan apa yang sedang ia pikirkan sekarang. Tidak mungkin, itu
pasti bukan dia, pikirnya. “Aku rasa kau salah orang. Mungkin namaku sama dengan
nama temanmu itu. Aku.. Tidak pernah mengenalmu sebelumnya,” kata-kata So Eun
membuat Kim Bum terus menatapnya. “Benarkah? Kurasa ini benar-benar kau,” Kim
Bum sangat yakin kalau So Eun adalah teman masa kecilnya dulu. So Eun hanya
terdiam dan suasana tiba-tiba menjadi sangat sunyi. “Apa.. Impianmu masih sama
seperti dulu? Belajar melukis di Amerika dan menjadi seorang pelukis
professional. Apa jangan-jangan kau sudah merubah impianmu itu?” Kim Bum
memulai pembicaraan lagi dengan berbagai pertanyaan yang membuat Kim So Eun
menyadari sesuatu. Itu tidak mungkin! Bagaimana bisa dia mengetahui impianku?
So Eun terus berpikir tanpa menyadari kalau daritadi Kim Bum memperhatikannya
dan tersenyum tipis melihat wajah lugu So Eun yang kebingungan itu.
“Kenapa
kau diam saja? Sudah ingat aku belum?” tanya Kim Bum yang daritadi menunggu
kata-kata yang akan diucapkan So Eun. “Kau..” belum selesai kata-kata yang akan
diucapkan So Eun, Kim Bum langsung mengatakan sesuatu. “Kim Boong Bum, kau
ingat dengan nama itu?” So Eun sangat terkejut dan ternyata apa yang ia
pikirkan dari awal benar! Kim Bum adalah teman kecilnya yang selalu ada
bersamanya. Kim Boong Bum adalah nama panggilannya saat ia masih kecil. Dulu
rumah mereka bersebelahan dan keluarga mereka sangat akrab satu sama lain
seperti kerabat dekat. Akan tetapi, karena dari dulu So Eun dan Kim Bum tidak
pernah satu sekolahan, So Eun tidak pernah mengetahui nama asli Kim Bum.
Kim
Bum menjelaskan mengenai nama panggilan kecilnya itu. Mata So Eun terlihat
berlinang-linang. Dia tidak menyangka akan bertemu dengan Kim Boong Bum oppa-nya
itu. “Aku.. Aku sangat merindukanmu. Aku berharap bisa bertemu denganmu lagi,
dan sekarang harapanku terwujud. Aku benar-benar bahagia bisa melihatmu lagi,
So Eun,” Kim Bum memegang kedua pundak So Eun sambil menatapnya. “Apa kau
merindukanku?” tanyanya. Kim So Eun menganggukkan kepalanya yang berarti dia
juga merindukan oppa-nya itu. Kim Bum memeluknya dengan hangat dan air mata So
Eun akhirnya pun turun membasahi sweater yang dikenakan Kim Bum.
***
Di
kelas musik, terdapat seseorang yang sedang memainkan gitarnya. “Bagaimana, kau
suka dengan lagu ciptaanku?” tanya seorang pria kepada kekasihnya, Shin Min Ah.
“Aku sangat menyukainya, lagunya sangat romantis,” jawab Min Ah. Kekasihnya
adalah seorang pria yang sangat hebat memainkan alat musik. Hampir semua alat
musik dapat ia kuasai. Namanya adalah Lee Seung Gi. Seung Gi sering sekali
menciptakan lagu khusus untuk Min Ah, sebaliknya Min Ah juga sering melukis
kekasihnya itu. Mereka memang pasangan yang sangat cocok. “Lalu, bagaimana
menurutmu?” tanya Lee Seung Gi kepada Jung Il Woo. Dari tadi Il Woo hanya
terdiam melamun memikirkan sesuatu. Apa yang sedang mereka bicarakan sekarang?
pikirnya. Dia memikirkan So Eun yang tiba-tiba saja tadi tangannya ditarik oleh
juniornya, Kim Bum. Lee Seung Gi dan Shin Min Ah hanya memperhatikannya dengan
heran.
Tok
tok tok.. Suara ketukan pintu terdengar dari luar kelas musik dan seseorang
mengintip dari balik pintu. “Apa aku boleh masuk?” izin Kim Bum yang masuk
bersama So Eun. Mereka membuat Il Woo berhenti dari kemelamunannya.“Ah, So Eun.
Ayo kemari,” ajak Min Ah. Dia memperkenalkan kekasihnya, Lee Seung Gi. “Annyeonghaseo.
Jonen Kim So Eun imnida,” sapa So Eun dengan sopan. “Annyeonghaseo. Jonen Lee
Seung Gi imnida. Senang bisa bertemu denganmu,” sambutan hangat dari Seung Gi. “Apa
kau sudah berkeliling sekolah ini?” tanya Seung Gi. “Sudah kok. Kim Bum
oppa yang menemaniku berkeliling tadi,”
jawaban So Eun membuat kecewa Il Woo, tertampak jelas diwajahnya. Padahal Il
Woo ingin sekali menemani So Eun berkeliling sekolah.
Jung
Il Woo mengajak Kim So Eun keluar kelas. Dia ingin mengetahui apa yang So Eun
bicarakan dengan Kim Bum tadi. So Eun menceritakan semuanya. Jadi mereka sudah
bertemu sejak mereka masik kecil, pikir Il Woo. Il Woo merasa cemburu. Dia
takut kehilangan perhatian So Eun yang selama ini ia dapatkan darinya.
***
Hari
demi hari Kim Bum dan So Eun terus bersama. Mereka terlihat seperti dulu lagi.
Bermain atau mengerjakan segala hal bersama-sama. Mereka juga melukis bersama
dengan gembira. Dugaan Il Woo benar. Waktu untuk bersama-samanya dengan So Eun
berkurang. Maka itu, dia mengajak So Eun untuk pergi bersama pagi ini. Tentunya
tanpa bersama Kim Bum.
Seorang
pria menunggunya di taman hiburan. So Eun langsung menemui pria itu. “Oppa..”
panggilnya. “Kau sudah datang? Hari ini kau terlihat cantik sama seperti
biasanya,” kata-kata Il Woo membuat pipi So Eun merah merona. So Eun memakai
kaos merah, jeans hitam, tas hitam kecil yang lucu, flat shoes dan tentunya ia
memakai sweater merah karena saat ini udara di Seoul sangat dingin. Il Woo
memegang tangan So Eun dan mengajaknya bermain di taman hiburan itu. Mereka lewati
hari ini dengan riang gembira.
Di
hari itu, Il Woo mengungkapkan perasaannya kepada So Eun dan berharap So Eun
mempunyai perasaan yang sama sepertinya. Ia ingin selalu berada disamping So
Eun. Mereka duduk di bangku taman. “So Eun..” jantung Il Woo berdebar-debar
sehingga membuatnya susah berbicara. “Iyah? Ada apa?” tanya So Eun. “Apa ada
yang salah dengan wajahku? Kenapa kau memperhatikan wajahku seserius itu?”
lanjut So Eun. “Ahh, tidak ada yang salah dengan wajahmu kok. Aku.. hanya ingin
berbicara serius denganmu,” Il Woo sudah menenangkan detak jantungnya dan akan
mengungkapkan perasaannya. “Oppa, hal apa yang ingin kau tanyakan sehingga membuatmu
seserius ini?”
Suasana
mendadak menjadi serius, seakan-akan hanya ada mereka berdua saja di taman itu.
“Orang yang sudah saling mengenal lama pasti akan mempunyai perasaan tertentu.
Baik itu sayang ataupun cinta. So Eun, kita sudah mengenal satu sama lain.
Aku.. mempunyai perasaan itu kepadamu.” So Eun mendengarkannya dan mengatakan,
“oppa, aku tahu kau menyayangiku. Aku pun juga menyayangimu.” “Tidak.. Bukan
sayang. Tapi cinta.. So Eun, aku mencintaimu,” Il Woo menggenggam tangan So
Eun. So Eun terdiam.. Tetapi tidak lama kemudian ia mengatakan sesuatu.
“Mianhe, oppa.. Aku hanya menyayangimu. Aku sudah menganggapmu sebagai kakakku.
Mianhe..” Il Woo melepaskan genggamannya, dia tahu ada seseorang di hati So
Eun. Dan itu bukan dia.
Dari
kejauhan, dengan ketidaksengajaannya, Kim Bum mendengar perbincangan mereka.
Dia mengetahui bagaimana perasaan Jung Il Woo kepada Kim So Eun. Sebenarnya dia
sudah menduga sejak pertama kali ia melihat tatapan Il Woo kepada So Eun saat
masuk ke sekolah ‘Art School’.
Sejak
saat itu Kim Bum tidak pernah masuk sekolah dan memberi kabar sedikitpun. So
Eun sangat khawatir terhadapnya. Berkali-kali ia menelepon dan mengirimkan
pesan kepada Kim Bum tetapi handphone-nya tidak pernah aktif dan pesannya tidak
pernah dibalas. Handphone So Eun tidak pernah lepas dari genggamannya sebelum
mendapatkan kabar dari Kim Bum. Apa dia marah padaku? Apa yang telah aku
lakukan? Apa yang terjadi dengannya? Mengapa dia seperti ini? Tolong beritahu
aku apa yang terjadi, batin So Eun bertanya-tanya dengan penuh kekhawatiran.
huaaa... bumpa cemburu... kekekek...
ReplyDeletesabar sso...