Wednesday, January 2, 2013

Princess Hours Fanfiction (Part 1)


Why I make this : Chloe kangen banget sama "Princess Hours"  Chloe itu salah satu fans berat komik "Goong" loh!
Attention : Ini hanya fanfiction yang Chloe buat. Semoga kalian menikmati ceritanya :)

“Jadi kamu pikir aku ini apaan? Kamu main pergi ke luar negri dan ninggalin aku begitu aja. Ada apa sih dengan kamu? Aku terjebak sendirian di dalam Istana, sementara kamu asik-asikan main di luar, kan tidak adil!” Chae-kyeong tidak bisa berhenti bicara dari sejam yang lalu. Menelepon Shin dan berkomentar mengenai kepergiannya ke luar negri, hanya itu yang Chae-kyeong pikirkan saat ini. Dia tidak tahu kalau mengomeli Shin akan terasa sangat menyenangkan. “Semuanya engga ngebiarin aku keluar dari kamar. Mereka ngurung aku kayak ngurung kelinci. Apa ini semua kamu yang suruh?”

Jauh di ujung sana, Shin tersenyum mendengar seluruh ocehan Chae-kyeong. Seperti biasa, Chae-kyeong selalu membuatnya merasa lucu. Dia selalu terhibur kalau Chae-kyeong sudah mulai bicara. “Bisakah kamu menjaga suara saat ini? Aku rasa semua pelayan di sekelilingku bisa mendengar apa yang sedang kita bicarakan.”

Chae-kyeong sudah terbiasa dengan sindiran Shin. Dia sedikit kesal, tapi dengan segenap hati mencoba menurunkan volume suaranya. “Kapan kamu pulang? Kalau engga ada kamu, aku engga dibolehin keluar. Mereka ngatur pola makan aku setiap hari. Ada apa sih sebenarnya? Engga satu pun dari mereka yang ngasih tahu aku, kenapa aku diperlakuin seperti ini? Rasanya aneh kalau setiap malam Omma mama datang untuk menemuiku.”

Shin duduk di atas sofa dengan letih. Dia menaikan kakinya ke atas sofa dan duduk dengan seenaknya. Ponsel di tangannya itu nyaris tergelincir sesekali dia menahan bobot tubuhnya untuk membetulkan posisi duduk. “Bukankah lebih baik begitu? Kau kesepian, bukan?”

“Bagaimana bisa nyaman? Omma mama bikin aku bingung dengan cerita tentang kamu masih kecil. Eh iya, ternyata kamu manis juga, ya waktu kecil. Aku engga nyangka kamu bisa ngelakuin hal manis kayak yang diceritain Omma mama.” Chae-kyeong duduk ke atas tempat tidurnya sebelum akhirnya dia bercerita lagi, “Dia cerita mulai dari awal kamu lahir. Aku suka sih dengerin ceritanya, tapi kamu tahu kan suasana aku dan dia selalu buruk. Aku engga nyaman dengan keformalan yang selalu ditunjukin Omma mama. Rasanya aneh banget.”

Omma mama engga cerita yang aneh-aneh, kan?” tanya Shin, merasa malu masa lalunya diketahui Chae-kyeong yang bermulut besar. “Kamu engga berusaha nyeritain apapun ke orang lain, kan?”
Batin Chae-kyeong tertawa, tapi dia tidak bisa melepasnya. “Aku belum sempat bilang ke siapapun, kok. Kamu tahu sendiri, sekarang aku lagi dijaga super ketat. Mereka bahkan ngawasin panggilan keluar dari ponselku. Aku harus minta ijin sebelum nelepon kamu. Jadi, mereka mau apaan sih? Kok tiba-tiba aku dijaga kayak tahanan?”

“Aku pun engga tahu apa yang mereka inginkan dari kamu, jadi lebih baik kamu jaga diri saja, ya. Kamu bilang beberapa hari ini kamu engga enak badan, kan?” Shin mulai tenang lagi. Awalnya dia hanya takut Chae-kyeong akan membesar-besarkan kisah masa kecilnya ke media. Dia tahu Chae-kyeong pandai mengarang cerita, jadi dia agak khawatir.

Chae-kyeong mengerut dan mulai bosan. “Sudah dulu ya, Shin. Aku harap kamu cepat pulang. Kira-kira kamu pulang berapa lama lagi?”
“Kalau tugasku sudah selesai, aku akan mengabarimu.” Sambungan pun terputus. Bukan Shin yang memutus sambungan teleponnya, melainkan Chae-kyeong. Dia menutup telepon begitu saja, membuat Shin sedikit kesal. “Anak ini,” geram Shin.

Chae-kyeong membanting ponselnya ke atas tempat tidur. Dia beranjak dari tempat tidur menuju pintu kamarnya, tapi ada dua pelayan yang berdiri di depannya. Bukan pelayan-pelayan kesayangannya, melainkan pelayan-pelayan yang tidak pernah dilihat Chae-kyeong selama dia pernah tinggal di dalam Istana. Chae-kyeong benar-benar merasa sedang dikurung. Ada apa sebenarnya?

“Apa aku tidak boleh keluar?” tanya Chae-kyeong, separuh memohon kepada pelayan-pelayan wanita itu.

“Maaf, Pi Koon mamaMama tidak boleh keluar dari kamar saat ini. Kondisi mama tidak memungkinkan untuk mengeluarkan energi berlebihan. Sebaiknya mama beristirahat saja di dalam kamar, mama,” jawab salah satu dari pelayan-pelayan itu.

Chae-kyeong mendengus. Dia sudah diperlakukan seperti ini sejak awal kepulangannya dari luar negri, tapi tidak seketat yang sekarang. Chae-kyeong masih sempat diijinkan keluar bersama Shin. Beberapa jam yang lalu, setelah Chae-kyeong tahu Shin sudah pergi ke luar negri, Chae-kyeong baru menyadari bahwa selama Shin tidak ada, dia selalu dikurung seperti ini. Pasti ada sesuatu. Kenapa? Apa karena perutnya terasa tidak enak dan dia mual-mual?

“Kondisi janin mama tidak akan baik kalau mama melakukan aktivitas berlebihan, mama.”
Ah! Chae-kyeong menyadari apa yang sebenarnya terjadi. Jadi mereka pikir Chae-kyeong sedang hamil?

To be Continue..

**********************************************
Princess Hours (Part 2)

2 comments:

  1. daebakkk chingu ceritanyaaa ... kpn nglanjutinnya ni? :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. 감사합니다 !
      Lanjut ke part 2 nih http://chloe-fanfiction.blogspot.com/2013/03/princess-hours-fanfiction-part-2.html
      Selamat menikmati ^^

      Delete


Fluttershy - Working In Background