Sunday, July 31, 2016

Princess Hours Fan Fiction (Part 6)




Author: Chloe 
Characters: Lee Shin, Shin Chae-kyeong, Min Hyo-rin


Siang itu terasa jauh lebih cerah dibanding hari-hari sebelumnya, padahal kondisi di dalam istana saat ini jauh lebih redup dan berkabut. Sinar matahari sangat terik. Sangat tidak sehat bagi keluarga kerajaan untuk menghabiskan waktunya di luar istana, begitulah memang yang nampak terlihat dalam lingkungan istana. Tidak banyak orang yang melakukan aktivitas di luar gedung-gedung istana. Hanya terlihat sedikit dayang yang berlalu-lalang, melakukan pekerjaan mereka sebagaimana mestinya, mengantarkan makanan dan minuman atau keperluan lainnya yang mendesak mereka untuk keluar. Bahkan para penjaga pun berupaya sebaik mungkin untuk menutupi dirinya dari teriknya matahari.

Para pers tidak lagi berada di depan pagar-pagar tinggi yang menghalangi gedung pemerintahan itu. Pihak istana telah melarang keras agar media tidak ikut campur dalam beberapa hari yang diharapkan menjadi hari-hari tenang. Saat ini acara berita di televisi hanya menyiarkan janji pihak kerajaan, yang akan mengadakan jumpa pers jika keluarga kerajaan telah memutuskan tindak lanjut terhadap kasus Nona Min Hyo-rin, yang tentu saja telah banyak mencoreng nama kerajaan. Putra Mahkota Lee Shin kini menjadi sorotan setiap media dan namanya tak lagi harum. Berita skandal ini telah memberikan efek yang sangat buruk baik terhadap aktivitasnya, juga terhadap hubungan di dalam istana. Pihak kerajaan telah membatalkan semua aktivitas anggota istananya karena kasus yang sangat memalukan ini. Bahkan banyak masyarakat yang berkomentar, bahwa kerajaan sedang berupaya menutupi diri mereka dan menutup pagar istana rapat-rapat.

Masyarakat kini mempertanyakan apa yang akan terjadi selanjutnya. Banyak desas-desus bertebaran dimana-mana. Semua orang membicarakannya. Apakah yang akan terjadi pada nona Min Hyo-rin yang sedang mengandung? Ada kabar yang mengatakan Hyo-rin pasti akan disuap untuk menutupi segalanya. Ada juga yang bilang kalau Putri Mahkota pasti akan segera menceraikan Putra Mahkota, apalagi dulu ada kabar yang beredar bahwa mereka tidak ingin bersama lagi. Semua hal sangat membingungkan, bahkan keluarga kerajaan pun tidak tahu harus berbuat apa. Mana yang benar dan mana yang salah?

Satu-satunya kenyataan yang tidak diketahui publik, Putri Mahkota sedang sangat sakit dan dia juga sedang mengandung. Bahkan pihak kerajaan tidak mampu mengabarkan berita bahagia ini kepada seluruh rakyatnya. Berita ini justru akan memperburuk keadaan. Begitulah buruknya perasaan Chae-kyeong saat ini. Bahkan berita yang harusnya membuat dia bahagia malah menjadi malapetaka bagi kerajaan. Dia juga tidak tahu harus memihak siapa. Dia tidak tahu harus mempercayai siapa. Dia tidak tahu harus bertumpu kepada siapa. Saat ini dia masih berada di dalam mimpinya yang gelap. Dia belum sadar sama sekali dari hari sebelumnya, ketika dia akhirnya jatuh pingsan dan terkulai lemas di atas tempat tidurnya.

Shin tidak pernah jauh meninggalkan Chae-kyeong. Dia sangat khawatir ketika Chae-kyeong pingsan dan menggendongnya langsung ke kamar. Sejak saat itu dia selalu duduk di samping Chae-kyeong dan mengganti kompresnya setiap jam. Chae-kyeong sangat pucat dan badannya panas. Dokter bilang dia akan segera baikan setelah tidur yang panjang dan dia akan baik-baik saja. Shin tidak mendengarnya sebagai berita baik. Dia tetap mengawatirkan Chae-kyeong. Mungkin Chae-kyeong akan sembuh saat ini, tetapi dia akan kembali stress di hari-hari berikutnya.

Pada malam harinya, Ibu Chae-kyeong datang menjenguk. Shin meneleponnya sendiri dan berharap dia akan datang untuk menjaga putrinya, yang menurut Shin akan sangat membutuhkan kehadirannya saat ini. Ibu Chae-kyeong tidak banyak bicara ketika dia akhirnya sampai di Paviliun Putra dan Putri Mahkota. Dia hanya tersenyum masam ketika melihat Shin. Dia terlihat sangat sedih dan kawatir. Dia mengganti kompres Chae-kyeong sekali dan kemudian mengajak Shin keluar untuk bicara.

“Yang Mulia, aku tahu aku akan menyinggungmu dengan pertanyaan ini, tapi aku berharap kamu mau memperlakukanku seperti ibu mertua yang sebenarnya. Aku ingin kau jujur,” kata Ibu Chae-kyeong dengan sangat lembut.

“Aku bersumpah aku tidak melakukannya. Aku ingin kau mempercayaiku, walau aku yakin akan sangat sulit bagimu dan Chae-kyeong untuk percaya.” Shin bicara dengan sungguh-sungguh dan dia terlihat takut, tidak seperti dirinya yang biasa.

“Bukan begitu. Tentu aku percaya jika kau bicara seperti ini, tapi kurasa Chae-kyeong tidak akan percaya dengan mudah. Aku tahu apa yang kalian hadapi saat ini. Masyarakat tidak akan percaya karena desas-desus lama antara Putra Mahkota dengan nona itu, dan Chae-kyeong pun bukan anak yang pintar berlogika. Aku sangat mencemaskan kondisinya, tetapi aku tidak bisa tinggal. Dan ibu hamil tidak boleh stress sama sekali, apa kau mengerti itu?”

Shin diam selama beberapa saat. Dia menatap ibu Chae-kyeong dengan kaget sekaligus sangat berterima kasih. “Terima kasih karena telah mempercayaiku. Bahkan orang tuaku saat ini tidak benar-benar percaya.”

Ibu Chae-kyeong menepuk pundak Shin dengan lembut. “Tidak hanya Chae-kyeong yang harus istirahat. Kau juga melalui masa yang sulit. Kau juga harus banyak istirahat. Aku bicara seperti ini sebagai seorang ibu yang percaya pada menantunya. Aku sangat berharap kau akan selalu menjaga Chae-kyeong.”

Tak lama dari perbincangan itu, ibu Chae-kyeong akhirnya pamit pulang karena dia tidak bisa tinggal. Shin kembali menemani Chae-kyeong di kamar sambil membaca buku dan mengecek keadaan Chae-kyeong sesekali.


 


Pagi berikutnya Shin pergi mengunjungi paviliun Ibu Suri setelah yakin panas Chae-kyeong sudah turun. Kondisi Ibu Suri tak jauh berbeda dari Chae-kyeong yang sedang sakit, tapi bedanya Ibu Suri tidak panas, melainkan kesehatannya saja yang menurun. Ibu Suri sangat terpukul dengan kejadian yang menghebohkan ini, apalagi dengan mata kepalanya sendiri dia telah melihat bukti yang sangat kuat.

“Bagaimana kondisi Bigung?” Ibu Suri duduk di kursi kesayangannya sambil menyeruput teh bunga kesukaannya. Dia nampak semakin tua dengan kerut-kerut di wajahnya.

“Harusnya Ibu Suri mengawatirkan kondisi Ibu Suri sendiri,” kata Shin dengan lembut. “Bigung sudah membaik. Dia pasti akan segera sadar.”

“Baguslah kalau begitu,” kata Ibu Suri, dengan perlahan-lahan ia menaruh gelas tehnya ke atas meja.

“Apakah Ibu Suri telah mengambil keputusan?”

“Putra Mahkota, aku tahu kau berada di bawah tekanan saat ini. Bahkan berita ini menjadi tekanan bagi seluruh anggota kerajaan. Raja dan Ratu telah datang menghadap untuk membicarakan hal serupa, dan kuyakin walau mereka sangat marah kepadamu, tapi mereka ingin yang terbaik bagimu dan juga warganya. Dan kini aku tidak tahu bagaimana caranya menyampaikan apa yang telah kami putuskan.” Otot-otot wajah Shin menegang. Dia tahu hal itu akan terjadi. “Putra Mahkota, dengarkan lah aku sebagai nenekmu. Ini bukan keinginan kami untuk melukaimu, tetapi ini adalah kewajiban kami dan tanggung jawab kami pada kegelisahan rakyat-rakyat di luar sana. Nama kerajaan telah tercoreng dan kita harus melakukan yang terbaik dengan tidak menambah corengannya.”

“Yang Mulia Ibu Suri, apa yang harus aku lakukan?”

“Tidak ada pilihan lain selain menerima Nona Min Hyo-rin di dalam istana. Jika kita membiarkannya di luar sana, rakyat akan semakin mengecam kerajaan. Kita harus memperhatikan gerak-geriknya, apa yang dia lakukan, kemana dia pergi, dan cara terbaik untuk membuntutinya adalah dengan memasukkannya ke dalam pengawasan kerajaan. Itulah ide yang paling baik untuk saat ini. Aku harap dengan kedatangannya, Putra dan Putri Mahkota tidak akan terganggu. Aku ragu Putri Mahkota bisa mengerti. Dia pasti akan semakin terpuruk dan dia akan berprasangka buruk terhadap kami. Untuk itu aku sangat berharap Putra Mahkota akan meyakinkannya dan tetap menjaganya selama masa kehamilannya.”

Shin tidak menjawab. Dia tahu hal itu pasti terjadi. Pikirannya melayang-layang, bingung dan frustasi.

“Dan kami juga mempertimbangkan untuk mengirim Putri Mahkota keluar istana, tentu saja jika masalah ini menjadi semakin rumit. Putri Mahkota semakin lemah saat ini, dan aku sangat khawatir hal ini akan berlanjut. Dia bisa pergi selama kehamilannya.”

 
 
Ruangan itu gelap gulita, namun semakin lama terlihat semakin terang. Chae-kyeong membuka kedua matanya dan bangkit perlahan-lahan. Dayang-dayangnya berlari mendekatinya dan membantunya untuk duduk.

Mama, apakah Mama sudah merasa baik?” tanya Lady Choi dengan sangat khawatir.

“Aku.. tidur ya? Sudah berapa lama?” Chae-kyeong memungut kompres di atas dahinya.

“Sudah hari kedua setelah Mama pingsan.”

“Yaampun.” Chae-kyeong memegang perutnya dan buru-buru meneguk segelas air di samping tempat tidurnya. Dia minta dibawakan makanan dan susu.

“Apakah ada hal lain yang Mama inginkan?”

Chae-kyeong menggeleng dengan penuh semangat. Dia menghabiskan makanannya dengan cepat. Lalu dia turun dari atas tempat tidurnya dan pergi mandi. Setelah mandi, Chae-kyeong kembali naik ke atas tempat tidurnya dan mengambil ponsel untuk menelepon ibunya.

“Umma!” kata Chae-kyeong dengan penuh semangat setelah mendengar suara ibunya di ujung sana.

“Ya! Apa yang membuatmu bersemangat di keadaan seperti ini?”

“Lady Choi bilang Umma datang saat aku sakit. Aku hanya merindukan masakan Umma.”

“Eiih, apa kamu sedang ngidam?”

“Aku masih belum bisa percaya soal hamil, Umma. Jangan bilang seperti itu.”

“Lalu kenapa kau telepon sesenang itu? Apa kepalamu rusak setelah tidur dua hari?”

“Hmm.. aku cuma berusaha menghibur diri, kok.”

“Yaa, Chae-kyeong-ah. Apa aku harus mengingatkanmu lagi kalau—“

“De, de, de. (Ya, ya, ya) Aku cuma pingin tahu, apa Umma ada waktu siang ini?”

“Siang ini? Wae?”

“Aku mau ke rumah sakit untuk cek, tapi kurang ngerti. Tenang aja, aku udah sembuh kok.”

“Eiiih, benarkah?” Ibu Chae-kyeong sedikit terkejut karena ajakan ini. “Araseo, berpakaianlah yang baik.”

Ibu Chae-kyeong tidak menyadari bahwa gadis itu meneleponnya karena merasa sepi. Gadis itu mengajaknya pergi karena merasa bosan. Gadis itu mengajaknya karena ingin lari dari masalahnya. Semua itu hanyalah alasan agar dia bisa keluar dan tidak memikirkan masalahnya. Satu-satunya orang yang dibutuhkannya saat ini adalah ibunya, sama seperti gadis lain jika berada dalam masalah. Tidak ada tempat lain untuk bertumpu, maka itulah Chae-kyeong hanya punya ibunya seorang, dan hanya ibunya yang mampu membuatnya tenang.

Shin sudah kembali, namun Chae-kyeong sudah pergi. Shin sangat marah karena Chae-kyeong pergi tanpa memberitahunya. Apalagi Chae-kyeong baru saja sembuh. Shin berusaha menelepon Chae-kyeong dengan gelisah. Dia menelepon beberapa kali tetapi tidak ada jawaban. Hanya pesan operator yang menjawab teleponnya. Dia jalan mondar-mandir dan terus berupaya menelepon. Ketika panggilan kepuluhan kalinya tidak dijawab, Shin membanting ponselnya dengan marah ke atas tempat tidur.

Dia duduk di atas tempat tidur, memegangi kepalanya dengan frustasi. Bahkan di kondisi seperti ini tidak ada yang bersamanya, tidak ada yang mempercayainya. Dan dia sadar Chae-kyeong telah memutuskan untuk tidak berada di sisinya.

To be continued..

*****************************

Berlanjut ke part 7 :D

Princess Hours Part 7

Sunday, July 24, 2016

My New Official Blog - Chloe's Thoughts

Dalam rangka untuk menulis artikel-artikel seru, Chloe akhirnya membuka blog baru berisi pemikiran Chloe. Yeaaaah!

Semua alasan kenapa Chloe bikin blog baru ada di post pertama di Chloe's Thoughts. Tolong support dan stay tune di kedua blog Chloe :D untuk mengakses blog kedua Chloe, tinggal klik di page 'Chloe's Thoughts' di atas yaa. Bisa juga dengan mengklik gambar di bawah ini!

chloe-thought.blogspot.com



Saturday, June 25, 2016

SungJoy Fanfiction - Sungjae and Joy Fan fiction (Part 2)


Author : Chloe  
Characters : Joy (Red Velvet), Sungjae (BtoB), Kim Sohyun, Minhyuk (BtoB), Wendy (Red Velvet), Irene (Red Velvet)


“Umma, eotokke.”

Joy tidak dapat membendung tangisnya walau dia sudah berusaha keras untuk menyembunyikannya. Dia berdiri, memegangi gagang telepon sambil gemetar dan menangisi setiap suara yang dia dengar. Dia tidak bisa mengatakan apapun selain memanggil ibunya dalam tangis.

“Joyie-ah, Gwenchana,” kata ibunya setiap Joy memanggil namanya dari sisi telepon yang lain. “Semuanya baik-baik saja, Joyie-ah. Ibu baik-baik saja disini dan kamu juga harus bahagia disana.”

Joy tidak bisa mengatakan apapun dan dia hanya terus menangis sampai akhirnya sambungan telepon terputus. Dia menaruh gagang telepon itu dengan sangat hati-hati dan berjalan keluar dari phone booth.

Joy baru saja kehilangan cincin pemberian ayahnya yang sangat berharga baginya. Ketika masih kecil, ayah Joy memberikan cincin itu, sebuah cincin dengan lambang infinite yang berarti tidak pernah berakhir, dengan sebuah ukiran di dalamnya bertuliskan ‘always’. Cincin itu memiliki pasangan. Satu untuk Joy dan satu untuk kakak perempuannya, Mina.

Namun ketika Joy berusia lima tahun, kedua orang tuanya bertengkar dan ayahnya memutuskan untuk membawa serta Mina pergi meninggalkan rumah. Setelah itu Joy tidak pernah bertemu dengan ayahnya maupun Mina yang kala itu berusia enam tahun. Mereka tidak pernah berusaha mencarinya maupun mengabarinya, seakan-akan mereka tidak lagi menyayanginya seperti yang dulu.

Setelah berusia sembilan belas tahun, Joy memutuskan untuk datang ke Seoul seorang diri untuk mencari masa depan dan mengejar impiannya, walau kesulitan menerpanya setiap hari dari awal kedatangannya di Seoul. Dia tidak punya siapapun, tidak ada tempat tinggal yang murah, tidak ada yang menjaganya, tidak ada pekerjaan yang membutuhkannya, sampai akhirnya dia menemukan sebuah kedai makanan yang hanya dijaga oleh seorang ibu dan anak laki-lakinya.

“Ommo, kenapa kamu kelihatan begitu lusuh?” tanya ibu pemilik kedai kala itu.

“Mianhamnida, ahjumma. Apakah kau membutuhkan tenaga kerja?” tanya Joy, memandang ibu pemilik kedai dan putranya bergantian. “Aku baru datang ke Seoul beberapa hari yang lalu untuk mendapatkan pekerjaan.”

“Ommo, ommo, ommo. Kenapa gadis secantik kamu berkelana sendirian di kota sebesar ini?” Ibu pemilik kedai itu terlihat sangat ramah ketika memegang kedua pundak Joy dengan tatapan iba.

Joy tidak mampu memandang mereka berdua lagi. Separuh hatinya menaruh harapan. Ibu pemilik kedai ini terlihat sangat baik, begitu juga dengan putranya yang terlihat tampan dan ramah.

“Kebetulan yang sangat bagus, bukan? Umma, kita tidak perlu membuat iklan,” kata putra pemilik kedai itu. “Kenalkan, aku Lee Jonghyun.” Si putra pemilik kedai itu menjulurkan tangan kepada Joy dan tersenyum dengan sangat menawan.

Di saat itulah Joy mulai menemukan setitik kehangatan di kota Seoul yang sangat besar itu. Ibu pemilik kedai itu mengijinkan Joy tinggal bersama mereka di sebuah rumah susun yang sederhana namun sangat bersih dan nyaman. Joy juga mulai akrab dengan Jonghyun yang sekarang sudah seperti kakak laki-lakinya sendiri. Jonghyun selalu menjaganya dan memberikan kehangatan di setiap waktu. Mereka menjadi sebuah keluarga baru yang penuh dengan kebahagiaan.
Sampai akhirnya kesehatan ibu Jonghyun melemah dan dia tidak bisa bekerja lagi di kedai. Jonghyun yang sedang kuliah pun tidak bisa menjaga kedai setiap saat, sehingga dia memberikan tanggung jawab kepada Joy dalam mengelola kedai. Ketika sore hari Jonghyun akan mampir untuk membantunya hingga malam menjelang dan menutup toko. Semenjak Ibu Jonghyun sakit, kedai menjadi lebih sepi dan kehilangan pelanggan-pelanggan setia mereka. Munculnya restoran ternama di dekat kedai mereka juga menjadi sebuah ancaman. Tagihan dokter ibu Jonghyun dan biaya kuliah Jonghyun membuat keluarga Lee kelabakan dalam mencari uang. Karena itulah, Joy memutuskan untuk mencari pekerjaan setengah hari dan membuka kedai pada siang harinya.

Joy sudah mencari berbagai pekerjaan. Mulai dari pengantar koran, pengantar susu, dan akhirnya memutuskan untuk menyewa pakaian badut karena melihat banyak sekali peluang di tempat wisata semacam sungai Cheong Gye Cheon yang ramai. Namun peristiwa buruk pun terjadi. Bapak penyewa kostum itu menagih uang sewa kepada Joy, dimana uang penghasilannya sudah habis untuk membeli obat. Akhirnya Bapak itu malah merebut cincin berharga Joy.

Joy berjalan menuju kedai makan pukul dua belas siang. Dia membuka toko dengan sangat murung. Walau sudah berupaya menutupi tangisannya, tetap saja ada air yang mengalir dari matanya dan buru-buru dia hapus. Dia menyapu dan mengepel kedai sambil menangis. Mengelap kaca kedai dengan sangat murung sampai-sampai ada pelanggan yang menanyakan kondisinya. Dia sudah berupaya menghapus air matanya sampai akhirnya sore hari menjelang tetapi Jonghyun tidak kunjung datang.

Joy melihat jam sambil membersihkan meja bekas pelanggan. Sudah jam 6, pikir Joy dengan murung. Apakah Jonghyun oppa sedang sibuk di kampusnya?

Waktu terus berjalan hingga pukul 7 malam, tetapi Jonghyun tidak kunjung datang, padahal kedai sedang ramai-ramainya pada jam makan malam tersebut. Joy kewalahan mengurus semua pelanggan yang datang. Banyak pria-pria mabuk yang menakutkan meminta dibawakan lagi soju, sementara banyak ibu-ibu yang marah karena pesanannya belum diantar. Joy tidak bisa melakukannya sendirian. Dia tidak bisa memasak dan melayani dalam waktu yang sama.

Sampai tutup kedai pun Jonghyun tidak datang. Akhirnya Joy membersihkan kedai sendirian dan menutupnya dengan kesal. Memang dia tidak punya ponsel untuk menanyakan keberadaan Jonghyun, namun dia tetap kesal karena Jonghyun tidak membantunya hari itu. Joy memang bekerja untuk keluarganya, namun dia tetap membutuhkan bantuan.

Badan Joy terasa lelah dan dia ingin segera sampai di rumah. Rasa kesal, sedih, dan lelah bercampur aduk membuatnya merasa mual dan frustasi. Joy sampai di rumah dengan wajah yang murung dan membuat Ibu Jonghyun bingung.

“Wae, Joyie-ah?” tanya Ibu Jonghyun cemas. “Dimana Jonghyun?”

Joy menggeleng lemah. “Aku tidak tahu, Ahjumma. Dia tidak membantuku hari ini.”

“Apa? Kemana dia sampai selarut ini?”

Baru saja dibicarakan, pintu depan terbuka dan Jonghyun masuk dengan sangat letih.

“Aku pulang.”

Joy hanya berdiri terpaku di tempatnya. Dia tidak ingin menunjukkan kekesalannya, walau sebenarnya sudah tersirat dari mimik wajahnya.

“Kau kemana saja?” tanya Ibu Jonghyun, memegang kedua pundak anaknya itu.

“Mianhamnida, Umma. Setelah pulang kuliah aku mendengar kabar bahwa Perusahaan Yook sedang membuka lowongan kerja untuk karyawan paruh waktu. Aku pergi kesana untuk mengikuti audisinya. Aku harus antri sangat panjang untuk melakukan wawancara.”

“Ommoo ommooo ommo.” Ibu Jonghyun membawanya duduk di sofa. “Yook? Hoesa Yook?”

“Dee, Umma. Mereka bilang aku masuk tahap berikutnya!” kata Jonghyun dengan penuh semangat.

“Oppa chughae,” kata Joy. Dia tetap berdiri di posisinya sambil tersenyum.

“Gumawo (terima kasih). Tapi maafkan aku karena tidak mengabarimu, Joyie-ah. Aku merasa tidak enak padamu.”

“Ani (tidak), gwencana.”

Joy pamit masuk ke dalam kamarnya. Dia menutup pintu dengan perlahan dan bersender di belakangnya dalam sepersekian detik, lalu jatuh terduduk di lantai.

Hari ini adalah hari yang sangat melelahkan, dan esok mungkin akan jauh lebih melelahkan.


***

Next Sungjae's story :D

Sunday, May 1, 2016

Now You Can Ask!

I just created my first fanbase account through Ask.fm. Please support and ask me a lot ^^

I was so fanatic and inspired by this girl these days, one of Produce 101's contestants named Kim Sejeong. I gained so much positive strength and energy by looking at this unnie and passed a lot of troubles by acted like the way she does. She is so innocent and strong. She is the most contestant that I supported to win the center position. Unfortunately because some incidents and rumors, Sejeong unnie got a lot of hate comments and fall from the top position to the second. But I was really proud even she didn't get it. Somi is so popular and cute too! She has a unique face so it's really match with the center position. Anyway, even if they(IOI members) are debut even not from that survival program, Somi will also be the center since she has that unique and pretty face.



So, I decided to make a fanbase account in social media and chose ask.fm as the media. I have thought about twitter, but I thought it's too big and hard to be handled.
You can also ask everything about my fanfiction and korean idols! Don't worry, I will try to reply!

Thank you so much for all of your support. Please keep enjoy my fanfiction and ask me a lot ^^

p.s. using English to make this post feels more international.

Annyeong! xx

Saturday, April 23, 2016

Bahas Polling 'Who is The Best Couple?' versi Son Na-eun

Poll closed!

Terima kasih buat kalian yang sudah mengisi polling walau yg isi cuma sedikit sih :" *nangis terharu* tapi gapapa yg penting udah dijawab :D makasih banyak yaa guys!

Eng ing eeeng. Siapa kah best couple with Son Na-eun kali inii??

SERI!

Taemin x Naeun couple dan L x Naeun couple!

Waah ada apa ini Taemin (SHINEE) bisa disaingi oleh L (INFINITE)?

Congratulation for uri best couple!

Thursday, March 24, 2016

Produce 101 - 5 Top Trainees in Last Episode

Produce 101 adalah sebuah program acara survival girl group di Mnet. Jadi ada 101 trainees (orang-orang yang dilatih untuk menjadi idol) yang berkompetisi biar bisa debut, dan cuma ada 11 trainees dengan vote terbanyak yang bisa debut dalam satu grup. Tentu saja 101 trainees ini berasal dari agensi-agensi yang berbeda, seperti JYP, Starship, Pledis, dan lain sebagainya.

Yang seru dari acara ini adalah kita jadi penasaran siapa aja 11 trainees yang akan debut dari 101 orang, dimana yang populer bahkan lebih dari 11 orang. Sekarang sih terakhir udah sisa 35 orang di episode 8 dan 9. Jadi gak sabar nonton finalnyaa :D

Nah ini nih daftar 5 top trainees yang mendapatkan vote terbanyak di episode 8 lalu!



1. Kim Se-Jeong (Good to be the leader)
Dari segi kemampuan, Se-jeong jago nyanyi dan juga dance nya bagus. Gak salah kalau dia masuk team A (Semua trainees dipisahkan dalam kelompok A B C D F untuk mengukur kemampuan nyanyi dan dance). Personality nya juga bagus karena dia easy going dan ramah. Dia friendly banget dan dewasa. Dari caranya take care Sohee (Redline) dan ngajarin sampai Sohee yg tadinya gabisa apa-apa jadi bisa, Se-jeong udah keliatan bisa memimpin dan bertanggung jawab.






2. Choi Yoo-jung
Dari segi kemampuan, Yoo-jung juga engga kalah oke nih. Penampilan dia di lagu Bang Bang juga menarik. Dia sempet kepilih jadi center dalam lagu Pick Me dan akhirnya gain so much attention. Dia juga setia kawan dan baik banget. Dia sempet nangis karena terharu temannya sukses dalam penampilan di stagenya. Kelihatannya sih orangnya lucu, polos, humoris.








3. Kang Mi-na
Kang Mi-na berasal dari agensi yang sama seperti Se-jeong. Yang buat dia menarik adalah karena dia lucu dan punya banyak aegyo. Kalo dari dance sih oke, cuma mungkin singing skill nya agak kurang walau oke juga. Dia juga team A sama kayak Se-jeong dan Yoo-jung. Dia sama pure nya kayak Yoojung.







4. Jeon Somi
Nah ini nih trainee yang paling populer dari awal. Somi pernah ikut acara kompetisi juga '16', yaitu kompetisi buat debut juga tapi khusus agensi JYP, yang akhirnya membentuk 'Twice'. Tapi Somi engga berhasil dan dia tereliminasi. Dari acara 16 itu dia udah gain popularity makanya dia populer banget dalam acara ini. Somi juga suaranya bagus, dance nya oke tapi sempet dibilang lost power sama jurinya, dan akhirnya bikin dia turun dari kelas A ke B. Somi juga trainee termuda di acara ini. Dia baru 15 tahun.










5. Kim Na-young
Untuk Kim Na-young, Chloe engga begitu ngikutin tapi suaranya bagus dan dia oke juga. Dia dari Jellyfish Ent. juga sama seperti Sejeong dan Mi-na. Wow 3 trainee dari Jellyfish ini semua masuk 5 besar.



Ayo semuanya nonton dan dukung trainee jagoan kalian! :D

Where are the Authors? - Chloe's Explanation

Annyeong, readers!

Sudah lama banget engga balik kesini. Baru nyadar juga kalau sudah 3 tahun rehab dari blog dan gak buat fanfiction baru :')

This is my explanation..

Sebenernya log in, cuma susah banget buat bagi waktu bikin cerita-cerita baru. Palingan log in cuma buat lihat ada comment atau viewersnya masih setia atau engga :') (jangan tinggalkan blog kami, tetaplah setia :" ehehe) Sebenernya pingin tulis lagi, tapi mood dan ide tidak seimbang setiap saat dan gak bisa mikir hal lain selain nugas!

Seperti yang kalian tau, disini ada 2 author. Nah kemanakah kami berdua?

Kalau Chloe mungkin masih suka balik dan bikin fanfict, sementara Charly gak pernah muncul lagi nih yaa. Nah kemana Charly? Charly lagi sibuk kuliah dan kerja nih. Jadi semenjak kita berdua sibuk dengan dunia sekolah SMA *cie jadi kangen*, kita berdua fokus sekolah dan gak lanjutin fanfict kita, dimana tugas dan ujian selalu menumpuk. Nah sekarang Charly pun engga bisa kembali melanjutkan fanfict dia karena sibuk kuliah dan kerja. Waktu buat istirahat pun kurang, jadi kalau ditambah sibuk ngefanfict kayaknya sayang waktunya. Mungkin sewaktu-waktu Charly bisa kembali. Kita kangen kamu, Charly!

Kalau Chloe kemana? Nah sharing aja sekarang Chloe juga sibuk banget kuliah nih, jadi waktu buat blogging juga gak sebanyak dulu waktu SMP atau SMA. Chloe kebetulan ambil Interior Design di salah satu univ swasta di Jakarta. Tugasnya juga padat dan waktu kumpulnya juga mepet. Kalian yang masih sekolah dan tertarik dengan Interior Design, boleh tanya-tanya lewat comment di bawah post ini :)

Sorry engga bisa menghasilkan fanfict yang baik dan menghibur. Juga makasih buat semuanya yang udah read dan comment. Chloe seneng banget kalian mau comment dan kasih pendapat! Makasih juga viewernya udah sampai angka 66ribu kali.

Kalian yang mau share fanfiction nya juga boleh kok! Chloe dengan senang hati bakal bantu kalian gain viewers dengan post ke blog ini dan tentu saja nyantumin nama penulis. Jangan ragu untuk mengkritik dan memberi saran di setiap fanfict yang ditulis.

Jangan lupa follow dan share ;) Juga baca yaa Sungjae Joy Couple, Princess Hours dan juga fanfict Charly True Dream ada Kim Bum Kim Soeun <3

Yongseo juga diusahakan balik lagi! Dan couple-couple idol berikutnya!

Btw Chloe lagi suka nonton Produce 101 nih. Siapa yang suka juga? ;) Mungkin post berikutnya Chloe akan bahas my 11 top trainees in Produce 101 nih. Stay tune! Annyeeooong!

Saturday, January 9, 2016

Princess Hours Fan Fiction (Part 5)



Author: Chloe 
Characters: Lee Shin, Shin Chae-kyeong, Min Hyo-rin

          Siang itu adalah siang paling menegangkan di seantero istana. Semua orang berbisik ingin tahu apa yang akan terjadi setelah wanita yang mengaku sedang mengandung anak putra mahkota, Min Hyo-rin memasuki istana. Pers ada dimana-mana, memenuhi jalanan di sekitar istana dan meliput mobil Min Hyo-rin telah sampai. Para penjaga segera menutup pagar agar tidak ada pers yang memasuki kawasan itu.

          "Saya Han Gu-ram, meliput untuk YGN News. Saat ini saya telah berada di depan kawasan kediaman keluarga kerajaan. Hari ini Nona Min Hyo-rin, yang kita ketahui mengaku sedang mengandung anak Putra Mahkota Lee Shin, telah memasuki istana untuk menjawab undangan Ibu Suri. Saat ini Nona Min Hyo-rin baru saja sampai dan sudah memasuki istana."

          "..Saat ini Nona Min Hyo-rin sudah memasuki istana dan tidak ada pers yang dapat memasuki kawasan. Ada isu yang mengatakan bahwa Ibu Suri mengundang Nona Min Hyo-rin untuk mengonfirmasi kehamilannya."

          "..Apakah benar Putra Mahkota Lee Shin telah berselingkuh di usianya yang sangat muda? Dan benarkah dia akan memiliki selir jika benar Nona Min Hyo-rin sedang mengandung anaknya?.."

          "Pihak istana tidak mengonfirmasikan tentang persoalan ini. Tidak ada pihak dalam yang memberikan informasi apapun. Begitu pula Pangeran Lee Shin. Kabar mengatakan bahwa Pangeran Lee Shin baru saja tiba dari tugas mancanegaranya.."

          "..Jika memang isu itu salah, lalu mengapa Nona Min Hyo-rin diundang untuk memasuki istana?.."

          "Matikan tv nya," kata Chae-kyeong menyuruh pelayannya.

          Salah satu pelayannya buru-buru mematikan tv dengan takut. Saat ini Putri Mahkota sedang dalam kondisi yang sangat buruk. Dia terlihat lelah dan dia sudah terlalu banyak berpikir. Walaupun Shin ada di sampingnya dan bilang bahwa dia tidak pernah melakukan apapun dan dia sedang dijebak, bohong jika Chae-kyeong tidak mencurigainya. Chae-kyeong tetap merasa takut. Dia tidak sepenuhnya mempercayai Shin, tapi dia berusaha begitu di hadapan Shin. Dia masih belum yakin mana yang benar, tapi saat ini tentu saja dia ada di pihak Shin.

          "Mama, apakah tidak sebaiknya Anda beristirahat saja?" tanya Kepala Pelayan Choi. "Mama tidak terlihat sehat. Saya bisa membatalkan--"

          "Aku tidak akan lemah di hadapan dia. Kalau aku lemah mungkin dia akan merasa sudah menang sekarang."

          Tidak ada satupun yang berani bicara lagi. Mereka hanya menunggu Chae-kyeong duduk di depan cerminnya sambil melamun. Saat ini Chae-kyeong merasa sudah siap. Dia sudah tahu apa yang akan dia tanyakan dan dia akan mengorek semua info dari Hyo-rin maupun Shin, walau nantinya juga akan banyak pers yang mengumumkannya di tv, dan bahkan Tae Hoo Mama (Nenek Shin) akan segera membicarakan ini dengan seluruh anggota kerajaan, tapi Chae-kyeong tetap ingin mendengarnya dari mulut mereka sendiri.

          Chae-kyeong terus bertanya pada dirinya sendiri, apa yang sebenarnya sedang terjadi. Kalau memang Hyo-rin mengandung, tidak mungkin Shin berselingkuh..tidak mungkin kan. Beberapa bulan sebelum hari ini Shin dan Hyo-rin bertemu.. dan ternyata Shin masih menyukai dia. Dan ternyata selama ini dia hanya bohong dan masih ingin Hyo-rin yang jadi permaisurinya?! Tidak, tidak mungkin. Chae-kyeong terus berpikir. Apa benar Shin sudah beralih kembali pada Hyo-rin? Chae-kyeong tidak akan bisa menerima Hyo-rin itu masuk ke istana sebagai selir Shin. Dan kalau semua ini memang benar, mungkin Chae-kyeong akan keluar dari istana saja. Bawa kabur anaknya dan pergi jauh-jauh seperti cerita drama kerajaan jaman dahulu yang sering dia tonton di tv.

         Sembari berpikir Chae-kyeong memukul-mukul kepalanya. Ishh Chae-kyeong bodoh. Bagaimana semua ini bisa terjadi. Dia terus begumam dalam pikirannya. Melihat Chae-kyeong memukul-mukul, pelayan-pelayannya buru-buru mendekat untuk menghentikan dia melakukannya.

         "Mama, tolong hentikan. Anda bisa sakit."

          Tiba-tiba ponsel Chae-kyeong berbunyi dan di atasnya tertulis nama 'Ibu'.

          "Umma!" sapa Chae-kyeong penuh semangat.

          "Gwaenchanh-euseyo?" tanya Ibunya dengan lemah.

          "Aku..tidak apa-apa kok."

          "Dengar. Wanita itu sedang berupaya menjebak Putra Mahkota. Dengan statusnya di negara ini sebagai mantan kekasih Putra Mahkota, dia bisa memutar balikkan fakta!"

          "Wae? Hyo-rin tidak mau hidup di dalam istana, lalu kenapa sekarang dia berupaya untuk masuk?" tanya Chae-kyeong.

          "Ashh.." desah Ibunya. "Jika tidak ada cara untuk mendapatkan Putra Mahkota lagi, maka inilah satu-satunya cara, yaitu masuk. Kau tidak mengerti? Last choice. Ini balas dendam."

          "Dari mana Ibu belajar bahasa seperti itu?" tanya Chae-kyeong yang malah salah fokus. "Molla, aku belum yakin apa yang sebenarnya terjadi. Aku juga gak percaya dengan Shin. Dia pernah bertemu Hyo-rin diam-diam dulu. Dan aku gak heran kalau dia melakukannya lagi tanpa sepengetahuanku."

           Di balik kata-kata Chae-kyeong barusan, Ibu Chae-kyeong merasa sangat sedih tapi dia terus berusaha untuk membangkitkan semangat putrinya. Dia tidak ingin putrinya berpikir dia sedang ikut gundah. Dia ingin putrinya kuat menghadapi semua isu ini.

          "Chae-kyeong-ah.. Shin bukan pria seperti itu."

          "Ar-a (Aku tahu). Umma tidak perlu memikirkan ini. Aku akan baik-baik saja."

          "Arraseo. Jaga dirimu baik-baik, Chae-kyeong-ah. Makan yang banyak dan jangan lupa minum."

          "Ne. Umma do." (Ya. Ibu juga.)

          Chae-kyeong mematikan ponselnya. Dia merasa sedikit lebih tenang sekarang.

          "Pi Koon Mama, Tae Hoo Mama dan Nona Min Hyo-rin telah sampai di paviliun Putra dan Putri Mahkota," kata seorang pelayan berdiri di ambang pintu.

          "Ibu Suri juga datang kesini?" tanya Chae-kyeong kaget. Dia langsung beranjak dari duduknya dan membetulkan pakaiannya.

          Chae-kyeong menghela nafas. Dia tidak menduga Nenek juga akan datang kesini. Dia harus merangkai ulang kata-katanya bila Nenek juga datang. Tidak membuang waktu, Chae-kyeong langsung berjalan keluar hendak menuju meja teh di depan paviliun, tempat Ibu Suri dan Hyo-rin telah menunggu. Saat mencapai ambang pintu kamarnya, dia bertatapan dengan Shin yang juga baru saja keluar dari kamarnya. Shin memberikan anggukan kecil dan senyum simpul. Mereka berdua segera bergegas keluar.




          Meja teh telah diisi dengan gelas-gelas teh tradisional, tapi bukan kesayangan Ibu Suri. Juga ada kue-kue kecil di piring, tapi tak ada satupun yang menyentuhnya. Suasananya tidak nampak tegang tetapi terasa sangat menakutkan. Ini adalah urusan serius yang diperhalus oleh Ibu Suri dengan jamuan teh. Ibu Suri adalah orang yang sangat royal dan baik pada siapapun, dan dia tidak mau ada kesalahpahaman atas pemanggilan Hyo-rin ke istana.

          Setelah pelayan pergi meninggalkan mereka, Ibu Suri mulai bicara. "Aku ingin kalian tahu, bahwa aku dan Hyo-rin belum membicarakan apapun. Aku mengajaknya kesini untuk membicarakannya dengan kalian. Putri Mahkota sedang tidak sehat, maka aku kira sebaiknya kita membicarakannya disini."

          Min Hyo-rin terlihat tidak gugup sama sekali. Dia menggunakan gaun pendek biru donker yang elegan dan rambutnya disanggul rapi. Perutnya tidak terlihat besar. Sepertinya baru beberapa bulan kalau benar dia sedang hamil.

          Hyo-rin meletakkan sebuah amplop di atas meja.

          "Ini hasil tes kehamilan saya," kata Hyo Rin dengan anggun.

          Chae-kyeong tidak bisa menahan tangannya. Rasanya ingin langsung menarik amplop itu dan membacanya, tetapi Shin memberikan kertas itu dengan hormat kepada Ibu Suri. Ibu Suri nampak kaku dan tidak percaya. Hyo-rin memang sedang hamil.

          "Saya tidak akan basa-basi kenapa semua ini terjadi. Saya akan memberitahukan semua informasi yang saya miliki saat ini." Hyo-rin meneguk tehnya dengan sopan dan mulai bicara lagi. "Usia kehamilan saya adalah tiga bulan. Saya tidak segan mengaku sedang mengandung anak putra mahkota karena saya tidak memiliki kekasih. Saya bertemu dengan Putra Mahkota tiga bulan yang lalu di Pulau Jeju ketika kami sedang melakukan reuni kecil bersama teman-teman sekolah kami."

          Chae-kyeong mulai gemetaran dan kepalanya agak pusing. Apakah hal semacam ini akan terulang untuk kedua kalinya? Saat itu di Thailand.. dan sekarang mereka bertemu lagi secara diam-diam? Shin..

          "Dan kami mabuk. Dan itulah yang terjadi."

          Shin tampak bingung dan marah. Dia sesekali mencuri pandang ke arah Chae-kyeong yang duduk di sampingnya, namun Chae-kyeong tidak pernah berusaha melihatnya. Dia tertunduk dengan lemas dan bahkan tidak bertenaga untuk bertanya. Cerita Hyo-rin terlalu menyakitkan. Ini adalah awal yang buruk untuk mempercayai Shin di percakapan berikutnya.

          "Mabuk?" tanya Ibu Suri dengan sangat kaget. "Putra Mahkota mabuk?"

          "Aku tidak melakukan apapun, Yang Mulia Ibu Suri. Teman-temanku memaksaku untuk minum tapi hanya dengan seteguk aku langsung merasa sakit dan pergi tidur."

          "Mungkin Putra Mahkota tidak sadar tetapi aku tidak, Yang Mulia," sanggah Hyo-rin.

          Chae-kyeong merasa pusing. Semua ini terlalu berat baginya. Bahkan Shin tidak sadarkan diri saat itu. Apapun bisa terjadi di luar kehendak Shin. Kenapa Shin merahasiakan ini semua darinya. Tiga bulan lalu.. Memang benar Shin pergi menemui temannya dan kala itu Chae-kyeong bertanya bolehkah dia ikut. Tapi Shin tidak mau karena dia bilang teman-temannya sangat pandai meledek. Dia takut Chae-kyeong akan dikerjai. Tapi Shin tidak bilang bahwa Hyo-rin akan pergi bersama mereka.

          Ibu Suri menghela nafas dengan tidak percaya. Beliau tampak kaget. "Hyo-rin-sshi, bagaimana mungkin Anda sangat yakin?"

          Ibu Suri tidak menyangka kabar ini adalah benar adanya. Dia pikir Min Hyo-rin telah berbohong dan ingin dia mengaku salah sebelum dia dipenjarakan atas kejahatan perusakan nama baik kerajaan. Dan saat ini, Min Hyo-rin telah membawa bukti kehamilannya dan Putra Mahkota Lee Shin telah mengakui benar adanya kejadian tersebut.

          "Aku juga telah membicarakan ini dengan Wang Hoo mama, bahwa Aku tidak pernah melakukan apapun terhadap Min Hyo-rin-sshi. Aku sangat sadar bahwa aku tidak melakukannya, Yang Mulia Ibu Suri." Shin terlihat kalut. Dia yakin tidak ada yang terjadi pada malam itu. Dia hanya bicara dengan teman-teman dekatnya. Dia memang mabuk, tapi dia langsung pergi tidur dan tidak terjadi apapun.

          Chae-kyeong menatap lantai dengan gelisah. Dia ingin menangis tapi dia tidak boleh terlihat sedih di depan Hyo-rin. Dia hanya diam. Dia tidak bisa menggerakkan bibirnya. Dia merasa mual dan pusing.

          "Kita bisa mengakhiri pertemuan hari ini," kata Ibu Suri dengan lemah dan dia terlihat lelah. "Lady Jung!"

          Pelayan Jung dan pelayan lainnya segera datang untuk menggiring Ibu Suri kembali ke paviliunnya. Shin, Chae-kyeong, dan Hyo-rin serentak berdiri memberi hormat. Ibu Suri pun pergi meninggalkan tempat.

          Shin menatap Hyo-rin dengan benci. "Apa maksudmu dengan semua ini?"

          "Apa maksudmu menyalahkanku atas semua kebenaran?" kata Hyo-rin sambil tersenyum simpul. "Kau bilang kau mencintaiku."

          Chae-kyeong menatap Hyo-rin dengan ragu. Chae-kyeong ingin memastikan bahwa semua ini adalah kebohongan. Dia melihat Shin, tapi Shin hanya menundukkan kepalanya. Butuh waktu sejenak untuk Shin membalas.

          "Kau hanya sebuah masa lalu."

          "Semua masa lalu tidak membuatmu begitu mudah membenciku, bukan?"

          "Jangan omong kosong!" bentak Shin. Dia sangat marah sekarang.

          "Kau masih mencintaiku. Kau mengatakannya saat itu."

          Cahaya terlihat remang-remang di mata Chae-kyeong. Dia tidak bisa melihat dengan jelas. Tiba-tiba semuanya berubah menjadi terang-redup. Kepala Chae-kyeong semakin pusing. Kakinya seakan mati rasa. Dan saat itulah Chae-kyeong tidak dapat menahan dirinya lagi. Semuanya berubah menjadi gelap gulita.


To be continued..


*********************************

Annyeonghaseo, readers!
Sudah lama tidak melanjutkan fan fiction ini dan akhirnya jadi sepanjang ini! Maaf lama banget post nya. Semoga kalian tetap penasaran dengan kelanjutan ceritanya.

Comment pendapat kalian mengenai fan fiction ini! Dan jangan lupa untuk baca fan fiction lainnya di blog ini! Ini nih fan fiction terbaru dari Chloe. Coba dibaca :D

Thursday, January 7, 2016

SungJoy, Sungjae and Joy Couple Fan fiction - Love, Joy. (Part 1)



Author : Chloe  
Characters : Joy (Red Velvet), Sungjae (BtoB), Kim Sohyun, Minhyuk (BtoB), Wendy (Red Velvet), Irene (Red Velvet)


          Hari itu adalah pagi senin yang sangat sibuk. Semua orang berlalu-lalang dengan tergesa-gesa, seakan tidak ada waktu lagi untuk diam dan menyaksikan keindahan kota di pagi yang secerah itu. Beberapa orang masih sempat mengantri di kedai kopi untuk mendapatkan segelas kopi hangat. Tak banyak yang bicara. Tak banyak yang terlihat bahagia. Sepertinya pekerjaan sudah membuat sebagian orang di dunia ini menderita.

          Berbeda dengan orang-orang suram itu. Terlihat sepercik kebahagiaan di sungai Cheong Gye Cheon. Hanya seseorang, dengan pakaian badut yang nampak tua dan sudah compang-camping, sedang menari-nari menghibur anak-anak yang lewat dan bahkan mencari simpati para orang dewasa. Badut itu menari, melompat dengan girang. Bahkan dia akan menari dengan penuh energik jika diberi sedikit uang dari penonton.

          Badut itu belum lama ada disana. Baru beberapa minggu menghibur turis-turis yang mampir. Dan tentu saja dia ada disana untuk mencari uang. Tidak banyak yang dia miliki. Hanya dengan kostum badut koyak dan sapu tangan untuk mengumpulkan uang.

          Pada siang hari, badut itu berhenti dan duduk di salah satu anak tangga. Dia akan menghitung uangnya dan tidak meneruskan pekerjaannya.


 

          "Aku bilang aku tidak mau!"

          "Ini adalah event penting yang harus dihadiri semua anggota keluarga. Kau anak dari Presdir dan itu berarti kehadiranmu akan sangat dinantikan oleh pers".

          "Banyak hal yang harus aku urus."

          "Temanmu lagi? Mulailah berhenti melakukan hal-hal bodoh itu."

          "Ini bukan hal bodoh, Umma!"

          "Terserah padamu. Tapi aku tidak akan senang jika kau tidak hadir."


 


          "Apa-apaan ini. Uang sewa kostumnya tidak semurah itu! Kau mau buat aku bangkrut yaa?" Bentak bapak tua bertubuh besar itu dengan garang. "Kau sudah pinjam hampir sebulan dan perjanjian kita tidak semurah itu. Aku minta lima puluh ribu won! Kostum itu bisa saja aku sewakan ke orang lain, kau tahu."

          "Mianhamnida, Ahjussi. Aku tidak menyangka pendapatan di sungai Cheong Gye Cheon tidak akan sebanyak itu. Aku hanya punya sedikit keuntungan, Ahjussi. Tolong lah berikan sedikit diskon."

          "Diskon diskon! Enak saja kamu! Kamu pikir kalau sewa bisa seenak itu, hah! Cepat kembalikan kostumnya!" bentak Bapak itu dengan geram. Dia menunggu si badut melepas kostumnya dan langsung mengambil kostumnya dengan kesal. "Bagaimana kau bisa membayar sisanya?" Bapak itu memperhatikan si badut dengan seksama. "Ah! Cincin itu! Lepaskan!"

          "Tidak. Tolong.. Ini berharga bagiku. A-Aku janji besok akan aku bayar!"

          "Ah omong kosong!" Bapak itu berusaha merampas cincin dari tangan si badut dengan amat marah. Si badut bersihkeras menarik kembali miliknya agar tidak dirampas oleh Bapak itu. Pertengkaran itu menjadi pusat perhatian dari orang yang berlalu-lalang di pinggir jalan. Tapi Bapak itu tetap saja bersihkeras seperti orang yang ingin mencuri.

          Beberapa orang berhenti berjalan untuk menyaksikan pertengkaran hebat itu. Akhirnya cincin itu terampas oleh si Bapak yang langsung mendengus dengan perasaan puas.

          "Kapan-kapan kalau mau sewa pikir dulu bisa bayar atau tidak!" Bapak itu setengah berjalan menjauh dari si badut dan berhenti sambil berkata, "Dasar lemah." Dia tersenyum licik dan kembali berjalan meninggalkan si badut dalam amarah dan rasa sedih.


to be continued..


--------------------♥-------------------- 

Bagaimana, readers? Ini adalah secuil kisah awal dari Sungjae-Joy Couple!
Alasan Chloe nulis begini adalah.. jeng jeng jeng. Biar kalian penasaran sama kisahnya dan mikir-mikir siapa itu si badut atau si anak presdir yaa.. Kalian udah bisa nebak siapa itu si badut dan siapa itu si anak presdir? ;)

Tulis comment kalian tentang kisah awal ini dan siapa tebakan kalian!
Siapa itu Si Badut dan Si Anak Presdir?

 

Fluttershy - Working In Background