“Mencapai mimpi sangatlah sulit. Kita berjanji untuk
mencapai mimpi kita bersama-sama. Tapi.. Kenapa kau begitu cepat meninggalkanku
sendiri disini? Jika kau tidak pergi, kita berdua akan melihat betapa indahnya
pemandangan disini. Tapi aku sendiri… Hanya sendiri duduk terdiam disini.
Padahal kita hampir mencapai mimpi itu, mimpi yang kita impikan sejak kecil.
Tapi kenapa hanya aku yang bisa mewujudkan mimpi itu? Kenapa tidak kita berdua
yang mewujudkannya bersama-sama?”
Nb :
Annyeonghaseo
= Halo (formal)
Songsaenim
= Guru (formal)
Mianhamnida
= Minta maaf
Mianhe
= Maaf
True
Dream
Hari ini adalah hari pertama Kim So Eun masuk ke sekolah ‘Arts
School.’ Dia mendapatkan beasiswa yang
tidak akan ia sia-siakan. ‘Arts School’ adalah sekolah yang mempelajari semua
jenis kesenian seperti menyanyi, dance, melukis, memainkan alat musik, dan
sebagainya. Tidak gampang untuk masuk ke sekolah ini. Dengan keindahan lukisan
yang dibuatnya, Kim So Eun memenangkan lomba melukis dan berhak mendapatkan beasiswa
karena dia memang mempunyai bakat. Dia akan berusaha mencapai mimpinya yang dia
impikan sejak kecil.
Pagi ini dia sangat ceria dan
penuh semangat menjalani hari pertamanya ini. Orang tuanya juga bahagia melihat
anak manisnya itu. “Semoga harimu menyenangan,” kata Ibunya sebelum So Eun
berangkat menaiki bus. So Eun tersenyum manis dan segera naik ke dalam bus.
***
Sesampainya di sekolah, Kim So
Eun segera mencari kelasnya. Dia masuk ke dalam kelas 2-1 dan segera duduk
dikursi kosong barisan kedua. Karena ini adalah hari pertamanya di sekolah,
tidak ada yang dia kenal seorang pun. Tiba-tiba ada seseorang yang mencoleknya
dari arah belakang. “Annyeonghaseo. Apakah kau orang yang mendapatkan beasiswa
di sekolah ini?” tanya orang itu. “Ah, annyeonghaseo. Benar, aku orang baru
disini. Mohon bimbingannya,” jawab So Eun. Orang itu adalah seorang wanita yang
cantik, sepertinya dia adalah idaman para pria di sekolah itu. Namanya adalah
Shin Min Ah. Dia lebih tua 3 tahun dari Kim So Eun. Untuk hari pertamanya itu,
So Eun mendapatkan banyak pengetahuan yang didapatkan dari eonni-nya itu. Shin
Min Ah mempunyai banyak pengetahuan mengenai melukis, dan dia sangat hebat. Kim
So Eun berharap bisa lebih banyak pengetahuan yang ia dapatkan dari eonni Shin
Min Ah.
Choi Songsaenim datang ke dalam kelas. Kim So Eun disuruh
memperkenalkan dirinya. Dia mendapat sambutan yang baik dari teman-teman di
kelasnya. Kelak, dia berharap bisa menjaga hubungan baik dengan teman-temannya
itu.
Tidak lama kemudian, seorang pria datang ke dalam kelas. Sepertinya
dia terlambat datang. “Mianhamnida songsaenim, aku terlambat masuk kelas,” kata
pria itu. Choi songsaenim mempersilahkannya duduk. Pria itu datang ke arah Kim
So Eun, kemudian duduk disebelahnya. Sepertinya itu adalah tempat duduk pria
itu. Pria itu hanya diam saja tanpa menengok ataupun melirik ke arah So Eun
sekali pun. Itu membuat So Eun tidak berani memperkenalkan dirinya. Akhirnya
sampai pulang sekolah pun mereka tidak berbicara satu kata pun.
***
Di hari selanjutnya, So Eun menanyakan siapa nama pria itu kepada
eonni Shin Min Ah. “Ah dia. Namanya Kim Sang Bum. Kemarin kulihat kalian tidak
berbicara satu kata pun. Dia adalah orang yang pendiam, tapi dia orang yang
baik kok. Kau harus mencoba mengajak bicaranya duluan,” jelas Shin Min Ah. Itu
membuat So Eun bertanya-tanya. Kenapa harus aku yang mengajak bicaranya duluan?
Pikirnya.
Min Ah mengajak So Eun untuk berbincang-bincang di taman sekolah. “Kim
So Eun!” teriak seorang pria yang membuat langkah So Eun berhenti di depan
kelas. “Omo, oppa!” So Eun menghampiri seorang pria yang dia panggil oppa. Pria
itu adalah kakak kelas So Eun saat dia duduk dibangku SMA. Namanya Jung Il Woo.
Mereka tidak menduga bisa bertemu lagi di ‘Arts School.’ “Min Ah, kenapa kau
tidak bercerita kalau kau sekelas dengan adik kecilku ini, hah?” So Eun
mengelak, dia tidak suka disebut sebagai adik kecil Jung Il Woo. Tetapi So Eun
dan Jung Il Woo sangat akrab, mereka terlihat seperti kakak dan adik kandung.
“Mianhe. Aku tidak tahu kalau kalian sudah saling mengenal,” jawab Min Ah.
Disisi lain Kim Bum melihat mereka dari kejauhan. Rasa terkejut
terlihat jelas diwajahnya. Lalu dia menghampiri mereka dan menarik tangan So
Eun. Jung Il Woo ingin menghampiri So Eun, tetapi Min Ah mencegahnya.
“Sepertinya ada hal penting yang ingin mereka bicarakan, kau tenanglah.” Il Woo
menuruti perkataan Min Ah.
***
“Lepaskan tanganku!” teriak So Eun yang kaget tiba-tiba ada
seseorang menarik tangannya menuju taman sekolah. “Mianhe,” Kim Bum melepaskan
tangan So Eun dari genggamannya. “Aku hanya ingin bertanya satu hal padamu,”
lanjut Kim Bum. Sepertinya ada hal penting yang ingin dia tanyakan padaku,
pikir So Eun. “Apakah kau... Apakah kau Kim So Eun yang dulu?” pertanyaan Kim
Bum membuat So Eun bingung. So Eun tidak mengerti apa maksud dari pertanyaan
itu. “Apa kau.. Kim So Eun yang dulu.. adalah.. teman masa kecilku?” kata-kata
Kim Bum terputus-putus. Apa jangan-jangan..! Apa itu dia? Benarkah itu dia?
Sepertinya So Eun telah mengingat sesuatu.
No comments:
Post a Comment