Attention : Ini hanya fanfiction yang Chloe buat. Semoga kalian menikmati ceritanya :)
Yang benar saja? Hari ini Min Hyo-rin akan masuk ke dalam Istana. Ibu Suri
mengundangnya untuk membicarakan kehamilannya itu. Semua orang di dalam Istana
membicarakan tentang masalah ini. Benarkah Pangeran Shin akan memiliki dua
orang istri di usianya yang begitu muda? Hal ini benar-benar memalukan nama
Istana.
Sementara menunggu kedatangan Hyo-rin, Chae-kyeong dan Shin menghabiskan
waktu mereka di dalam kamar Shin. Mereka duduk di atas sofa. Shin
membaca—seperti biasa—dan Chae-kyeong memainkan boneka teddy bear milik Shin.
“Kira-kira perempuan atau laki-laki, ya?” tanya Chae-kyeong sambil
mengangkat bonekanya ke udara.
“Menurutmu?” tanya Shin dengan dingin.
“Aku ingin anak perempuan,” kata Chae-kyeong, kemudian tertawa, “yang manis
dan cantik seperti ibunya.”
Kata-kata Chae-kyeong barusan membuat hati Shin begitu gembira. Dia
tersenyum, tapi Chae-kyeong tidak sedang memperhatikannya. Chae-kyeong mengira
Shin tidak tertarik dengan kabar kehamilan Chae-kyeong yang belum jelas
asal-usulnya.
“Bukankah sebaiknya anak laki-laki? Istana menuntutmu memberikan calon
putra mahkota berikutnya, bukan begitu?”
Chae-kyeong merengut. Kapan Shin akan setuju pada pendapatnya? Pria ini,
kenapa sih selalu sedingin itu? Apa dia tidak ingat kata-katanya beberapa hari
yang lalu? Tapi setelah berpikir cukup lama, Chae-kyeong setuju dengan
kata-kata Shin barusan. Seandainya dia melahirkan seorang putri, maka mereka
harus menunggu calon putra mahkota berikutnya. Dan kalau anak kedua yang lahir
adalah perempuan lagi, maka Chae-kyeong akan sepenuhnya gila menjadi ibu dengan
banyak anak.
“Tapi aku kan maunya perempuan. Ya, laki-laki juga bagus sih. Tapi nanti
dia sedingin kamu dan cerewet,” kata Chae-kyeong, kemudian menutup wajahnya
dengan boneka agar Shin tidak jadi memukulnya.
“Bukannya yang cerewet itu kamu?” kata Shin dengan kesal. Dia menutup
bukunya dan menaruhnya di atas meja. Kemudian dia menyentuh perut Chae-kyeong
yang tentu saja belum terlihat besar. “Apa kau benar-benar sedang hamil?”
Chae-kyeong kembali bingung. Bahkan dia pun tidak tahu apa-apa. Belakangan
ini dia sering mual dan tidak tahan mencium bau amis. Pelayan sudah tidak
menyuguhkan makanan laut untuknya, dan mengganti menu makanan dengan
sayur-sayuran.
“Kenapa? Kamu lebih seneng si Hyo-rin itu yang hamil, kan?” bentak Chae-kyeong.
Shin kebingungan harus bicara apa. Apakah dia harus menyiapkan plester agar
Chae-kyeong tak kembali membahas hal itu lagi? Dia bahkan sudah menyiapkan
mental untuk melawan Chae-kyeong dalam usaha memplester mulutnya nanti.
“Jujur saja, Shin. Mungkin sebentar lagi aku yang bakal didepak dari tempat
ini, karena si Hyo-rin itu—sesuai keinginanmu—berhasil memasuki Istana dalam
waktu singkat. O, akhir dari cerita Putri Mahkota, Shin Chae-Kyeong.”
Tiba-tiba Shin merangkul Chae-kyeong dengan kedua tangannya. Chae-kyeong
tak bisa berkata apa-apa. Jantungnya berdegup kencang.
“Kamu mau mati, ya? Sudah kubilang, kan, aku cuma suka gadis konyol bernama
Shin Chae-kyeong. Kamu masih belum mengerti?”
Chae-kyeong benar-benar merasa bahagia berada di dalam kehangatan Shin. Dia
ingin tetap seperti itu. Kalau dia bisa membekukan waktu, saat itulah yang akan
menjadi abadi. Tapi tidak sesuai dengan apa yang diharapkan Chae-kyeong,
tiba-tiba seorang pelayan Chae-kyeong, yang merupakan pelayan setianya (dia
sudah ditugaskan kembali setelah Chae-kyeong merengek pada Shin),
terbirit-birit datang dan memohon maaf telah menyela.
“A-aa-aa—itu—katanya Nona Min Hyo-rin telah sampai di Istana. Hamba hanya
ingin memberitahu Putra Mahkota dan Putri Mahkota, bahwa saat ini Nona Min
Hyo-rin sedang berada di paviliun Ibu Suri. Beliau menitipkan pesan, bahwa
beliau akan senang hati berkunjung ke paviliun Putra dan Putri Mahkota setelah
selesai mengunjungi Ibu Suri.”
Chae-kyeong dan Shin terlonjak kaget. Mereka saling pandang selama beberapa
detik, sebelum akhirnya Chae-kyeong berlarian keluar dan kembali ke dalam
kamarnya. Dia berlari tersandung-sandung dan kemudian menjatuhkan diri ke atas
tempat tidurnya. Kedua pelayannya juga mengikutinya. Dengan panik mereka
membantu Chae-kyeong berdiri dan duduk di atas kursi meja rias.
“Apakah Putri baik-baik saja?” tanya salah satu pelayannya yang lebih
tinggi.
“Panggilkan Kepala Pelayan Choi,” kata Chae-kyeong tanpa ekspresi.
Beberapa saat berikutnya, Kepala Pelayan Choi datang dengan panik. Dia
memberikan hormat dan berkata, “Apakah Putri Mahkota mencari saya?”
Mata Chae-kyeong tidak lepas dari bayangannya di depan cermin. Dia terlihat
begitu menakutkan saat ini. “Rangkaikan kata-kata yang dapat membantuku
menjatuhkan Min Hyo-rin di depan dirinya sendiri.”
To be Continue....
****************************************
Maaf ya, yang kali ini agak pendekan, soalnya Chloe pingin save bagian serunya di part 5 mendatang :D Mohon tunggu part 5 nya, ya! Pasti seru banget deh waktu Chae-kyeong sama Shin ketemu lagi sama Min Hyo-rin! Mohon ditunggu ^^
btw, yang mau bagi bagi fan fiction, silahkan kirim e-mail ke hikari_tanimura16@yahoo.com. Persyaratannya silahkan lihat di sini klik!
siap untuk menunggu cerita selanjutnya hahah.. tetep seru kok :) berharap cpet publishnya ya chingu? kkk :) fighting!!
ReplyDeleteterima kasih atas dukungannya ^^ diusahakan kali ini ketik kilat deh hehe fighting!
Deleteoke ditunggu y chingu...
ReplyDeleteberharap cepet lanjut :D
okeh deh, masih dalam proses nih ^-^ sebentar lagi selesai. Mohon menunggu
ReplyDeletekok blm dlanjutin chingu
ReplyDelete