Writer : Chloe
Characters : Goo Hara, Choi Minho, Lee Eunhyuk, Krystal Jung, Victoria Song, Onew, Park Gyuri, Kang Jiyoung
Hara benar-benar tidak suka pertengkaran. Dia
lebih suka menyerah saja daripada seseorang terluka. Hara terus berjalan di
sepanjang jalan menuju halte bus terdekat. Bahkan di kondisi begini, dia tidak
bisa menemukan halte bus yang sudah sering dia gunakan untuk menunggu. Akhirnya
dia menemukannya beberapa menit kemudian dan memilih untuk berdiri, membiarkan
nenek yang baru saja sampai di halte bus duduk sambil menunggu bus datang.
Hara menundukkan wajahnya, menunggu dalam lamunan.
Dia suka berpikir, menjernihkan pikiran dan membayangkan sesuatu. Tapi
lamunannya itu buyar ketika sebuah kertas tersodor di hadapannya, membuat dia
terkejut dan langsung mengangkat wajahnya. Dia sedang menatap seorang pria,
yang dia lihat di dalam cafe tadi.
“Ambil lah,” kata pria itu.
Hara tidak berkutik. Orang ini memberikan formulir
Kirin miliknya untuk Hara. Kenapa dia begitu baik? Padahal mereka tidak saling
mengenal, dan apa pedulinya orang ini kepada seorang gadis yang baru dijumpanya
beberapa menit yang lalu?
“Kau simpan saja. Aku tidak terlalu berminat untuk
ikut seleksi,” kata Hara, tidak berani menatap mata pria yang sedang tersenyum
itu.
Pria itu tetap bersih-keras memberikan
formulirnya. “Kau harus ikut seleksi. Aku bisa mendapatkan formulir yang
Eunhyuk ambil darimu. Jadi tenang saja.”
Akhirnya Hara memberanikan diri untuk mengambil
formulir itu dari tangan pria tidak dikenal.
“Terima kasih,” kata Hara, tidak menunjukkan
ekspresi apapun. Pria itu tersenyum dan mengembangkannya dengan manis.
Akhirnya pria itu berbalik untuk pergi ke arah dia
datang, tapi baru sedikit berjalan, pria itu berbalik dan berkata, “Sampai
ketemu di hari seleksi.” Hara pun tenggelam dalam kata-katanya.
***
“Kirin?” Ayah Hara tersentak kaget, membuat
piring-piring di atas meja bergoyang. Hara dan kakaknya, Dongho, kehilangan
selera makan dalam sekejab. Dongho ingin menyalahkan Hara atas keadaan ayahnya
saat ini, tapi apa boleh buat, dia selalu berada di pihak Hara dibandingkan ke
ayahnya.
Setelah menaruh sarung tangan tahan panas, ibu
mereka ikut bergabung di meja makan. Dengan penuh semangat, dia mengambil
sumpit dan mulai menyumpiti daging-daging panggang. “Aku sudah setuju. Saat muda
aku juga cinta musik, jadi kupikir Hara mewarisinya.”
“Kau menyetujuinya? Sudah kubilang, kan, aku mau
mereka—“
“Hara seorang gadis. Biarkan anak perempuanku
mirip denganku,” kata ibu mereka sambil menyumpiti nasi.
Hara dan Dongho sudah mulai menggerakkan tangan
mereka yang kaku total. Ayah mereka terlihat geram, tapi tidak seseram saat
Dongho minta dibelikan mobil baru.
“Anak laki-laki seperti ayah dan anak perempuan
seperti ibu. Aku juga lebih suka anak perempuan yang menjadi seniman.” Ibu Hara
mengedip tersenyum ke arah putrinya itu. Hara juga membalasnya dengan senyuman
dan kikikan dalam hati.
“Tapi, tabungan hidup di Amerika kita—masa kita
gunakan untuk—ah, sudahlah,” kata ayah mereka terbata-bata. “Baiklah. Gaji Ayah
juga cukup besar. Jadi kita bisa menabung ulang. Ayah akan membiayaimu, Hara.”
Hara memekik kaget. Formulir di kamarnya kali ini
tidaklah sia-sia. Formulir yang sudah diisinya sepenuh hati akan segera kembali
ke pemiliknya, ke tempat dia akan memulai hal baru.
***
Latihan vokal, tarik nafas, olah raga, itulah yang
dilakukan oleh semua peserta seleksi beberapa hari ini. Saat ini, hari sudah
menggelap. Ini malam yang sangat mendebarkan, karena besok adalah hari Kamis dan
itu artinya seleksi akan dilaksanakan.
Waktu mengembalikan formulir, Hara tidak bertemu
dengan kelompok remaja waktu itu. Untung saja, kalau tidak dia pasti sudah
gila.
Hara sedang menunggu pagi di atas tempat tidurnya.
Matanya terpejam, walaupun dia tidak bisa tidur. Jiyoung dan Gyuri masih
berlatih di rumah mereka masing-masing. Mereka ingin mendapatkan hasil terbaik
dan pujian dari pemilik sekolah. Sepanjang hari Minho tertidur di kamar Onew,
sementara Onew sendiri sedang latihan dance. Onew sudah memaksa Minho bangun
berulang kali, tapi percuma saja. Sementara Eunhyuk, Krystal, dan Victoria,
mereka berlatih seharian penuh.
Pagi yang baru sudah tiba. Kirin sudah ramai
dikunjungi peserta. Beberapa peserta mengundurkan diri karena tidak percaya
pada kemampuan mereka. Yang bertahan sedang menunggu giliran di sebuah ruangan,
yang tersambung langsung dengan ruang seleksi.
Beberapa peserta telah tampil dan kebanyakan dari
mereka gagal total. Hal ini membuat peserta yang lain cemas dan gugup. Mereka
tidak bisa menghilangkan pikiran pesimis mereka.
Gyuri dan Jiyoung menggunakan mini dress serasih
berwarna putih. Mereka akan bernyanyi duet. Hara sendiri tidak menggunakan
sesuatu yang istimewa dan tidak mewah. Dia menggunakan cardigan, kaos, dan rok
yang sudah menjadi pakainnya sehari-hari. Mereka semua sedang menunggu giliran
di salah satu kursi tunggu, sambil menyaksikan penampilan peserta lain lewat
televisi yang terpasang. Di ujung sana, mereka dapat melihat jelas kelompok
remaja di cafe Sabtu lalu.
“Peserta nomor 73, Lee Eunhyuk,” kata suara di
speaker.
Pria galak di cafe waktu itu keluar dari
gerombolannya. Dia menggunakan sebuah topi klasik hitam. Jadi dia bernama
Eunhyuk?
Jiyoung, Gyuri, dan Hara menyaksikan kebolehan
pria itu bernyanyi. Dia menyanyikan lagu ‘It has to be You’ dari Yesung. Lagu
ini benar-benar menyayat hati, dan Eunhyuk menyanyikannya dengan sempurna.
Penampilan klasiknya, suaranya, penghayatannya mampu membuat seisi ruang tunggu
merasakan inti dari lagunya. Para juri pun terpukau. Juri-juri tersebut adalah
: Guru pria berperawakan galak, guru wanita pembagi formulir, pemilik sekolah,
dan seorang guru yang tak pernah kelihatan sebelumnya.
“Astaga, dia berhasil,” kata Gyuri, setelah juri
bilang bahwa dia diterima. Saat itu juga, Eunhyuk berlarian masuk dan tertawa
kepada teman-temannya. Mereka saling peluk dan tersenyum dengan riang.
“Peserta nomor 74 dan 75, Onew dan Choi Minho.”
Hara memperhatikan pria yang waktu itu memberinya
formulir. Pria itu menuju ruang seleksi bersama temannya. Jadi, dia bernama
Onew? Oh, bukan. Apa mungkin namanya Minho?
Kedua pria itu melakukan dance sambil bernyanyi,
yang akhirnya memukau. Suara mereka tidak pecah dan mereka hebat. Hara baru
sadar, ini lagu ‘Catch Me’ dari TVSQ. Mereka melakukan gerakan yang sama. Pria
waktu itu juga terlihat sangat hebat. Dia menari bersama irama. Juri-juri
mengatakan ya, dan mereka kembali masuk sambil berteriak.
Sekarang sudah akhir dari penampilan peserta
ke-101. Dua wanita dari gerombolan itu belum tampil juga, jadi ketiga pria itu
masih duduk di sana.
“Peserta nomor 102 dan 103, Park Gyuri dan Kang
Jiyoung.”
Gyuri dan Jiyoung bangkit dari tempat duduk
mereka. Mereka bertiga berpelukan. “Hwaiting!” kata Hara, menyemangati dengan
perasaan berdebar. Gyuri dan Jiyoung pun meninggalkan Hara sendirian bersama
tawaan Eunhyuk dan teman-temannya.
Tidak disangka, ternyata Minho mencuri pandang ke
arah Hara. Gadis itu tidak terlihat menyiapkan apapun. Pakaiannya biasa saja,
tubuhnya masih terlihat kecil walau tinggi. Sepertinya dia memang tidak
berminat.
Gyuri dan Jiyoung menyanyikan lagu ‘Only One’ dari
Boa. Perpaduan suara mereka tidaklah buruk, tapi tidak juga sempurna. Terjadi sedikit
kesalahan, tapi alhasil mereka diterima. Mereka kembali dengan gembira, memeluk
Hara sekuat tenaga.
“Tidak terlalu bagus,” kata Eunhyuk, berusaha
untuk bicara dengan keras. Gyuri dan Jiyoung membiarkannya. Mereka sudah cukup
senang.
“Peserta nomor 104, Goo Hara.”
Hara menyiapkan dirinya. Dia sudah cukup percaya
diri sekarang. Minho memperhatikan Hara berjalan menuju ruang seleksi. Jadi
gadis itu bernama Hara? Nama yang bagus, pikirnya.
Juri bertanya dia akan menyanyikan lagi apa. Hara
pun menjawab, “Should I Confess dari Soyu SISTAR.”
Hara memulai nada awalnya dengan sempurna. Dia
sendiri tenggelam ke dalam alunan musik yang menyayat hati. Orang-orang
mendengarkan dengan penuh perhatian. Semuanya hening. Saat Hara mulai
menghayati lagunya, dia tenggelam terlalu dalam, hingga akhirnya dia meneteskan
air mata. Guru perempuan yang duduk sebagai juri pun ikut menangis. Minho
memperhatikan Hara lewat televisi. Untung dia memberikan formulirnya, kalau
tidak gadis itu pasti menyesal. Suaranya merdu dan penghayatannya bagus.
Hara telah mengakhiri lagunya dan mengusap air
mata di pipinya. Juri-juri tersenyum ke arahnya. Mungkin ini pertanda baik.
“Penghayatanmu itu luar biasa. Aku suka,” kata si
guru perempuan.
“Aku menghargai penampilanmu,” kata si guru galak.
“Kau diterima, Nona Goo Hara,” kata sang pemilik
sekolah.
Hara kembali dengan tenang ke dalam ruang tunggu.
Jiyoung dan Gyuri memeluk Hara dengan gembira. Orang-orang di sekitar mereka
masih memperhatikan Hara, begitu juga gerombolan remaja di ujung sana. Minho
menyembunyikan senyum yang ingin dibentuknya, menganggap dirinya sendiri memang
hebat. Tanpa dirinya, gadis bernama Hara itu tidak mungkin jadi begini. “Jadi
namanya Goo Hara,” kata Minho dalam bisikan yang hanya dapat didengarnya
sendiri.
To be Continue....
No comments:
Post a Comment